Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Karateka Indonesia Diduga Jadi Korban Kecurangan di SEA Games 2023

KOMPAS.com - PB FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia) menguatakan bahwa sejumlah karateka Indonesia mengalami kejadian tidak mengenakkan berbau kecurangan saat bertanding di SEA Games 2023.

Atlet-atlet Merah Putih dari nomor nomor kata beregu putra, kata perorangan putra, dan nomor kumite beregu putri disebut mengalami kerugian dan kecurangan dari para wasit kala tampil di multievent terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Manajer tim karate Indonesia Yusran Arief mengatakan indikasi kecurangan yang menimpa atlet Indonesia sejatinya sudah mulai ia sadari sejak hari pertama karate dipertandingkan pada Sabtu (6/5/2023).

Kala itu, tim kata beregu putra harus merundungkan kans mereka mendapatkan emas setelah Vietnam diputuskan keluar sebagai pemenang.

Bahkan, Yusran mengatakan lawan mereka pun terkejut dengan keputusan wasit.

“Dari awal sejak hari pertama pertandingan karate Indonesia memang saya sudah curiga ada kecurangan dari kata beregu putra yang harusnya target emas," ujar Yusran dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com pada Senin (8/5/2023).

"Justru lawan Indonesia di final yakni Vietnam yang dinyatakan menang. Vietnam bahkan kaget dengan hasil tersebut. Saat itu saya agak ragu,” kata Yusran kepada pewarta, pada Senin (8/5/2023).

Menurutnya, kecurangan lebih terlihat pada hari kedua di mana Ignatius Joshua yang turun di kelas -75 kg kumite dibilang tak diambil poinnya.

"Saat menyatakan protes pun kami diusir oleh panitia,” ujarnya.

Kekecewaan kembali meningkat setelah Yusran dan tim merasa dicurangi lagi pada Senin ini.

"Yang harusnya ada kans emas, tiga poin yang seharusnya masuk tapi dianulir. Bahkan yang membuat saya bingung wasit yang biasanya netral dari Kazakhstan, kali ini justru sebaliknya tidak netral," tuturnya.

"Kami pun mau protes tak bisa lagi. Katanya, pertandingan berikut pertandingan tapi pas protes lagi tak bisa. Ya, jujur saja tim karate Indonesia di kata beregu putra, perorangan putra, beregu putra merasa dicurangi.”

Hal serupa diungkapkan Pelatih Kepala Kumite Indonesia, Idrus Gusti. Ia menyatakan jika ada kecurangan pada nomor beregu putri Cok Istri Agung, Ceyco Georgia Zefanya, Devina Dea, dan Dessyinta.

“Ada sebuah serangan dari atlet kita Coki, dan tiga juri menyatakan masuk usai mengangkat bendera. Ternyata manajer asal Kuwait menganulir poin itu. Saya maju protes, nyatanya tak boleh," kata Idrus.

"Malah sata ditarik pihak keamanan, padahal saya sesuai peraturan pertandingan WKF yang selama ini berlaku dunia,” kata Idrus.

Sejauh ini, PB FORKI telah mengajukan surat protes yang ditujukan kepada AKF (Asian Karatedo Federation) dan WKF (World Karate Federation) dengan tembusan NOC Indonesia.

Baik Idrus maupun Yusran berharap ada solusi terbaik atas indikasi kecurangan tersebut.

“Apapun konsekuensianya kami harus lapor dan protes keras. Karate Indonesia dizolimi oleh wasit-wasit di sini," tuturnya melanjutkan.

"Sebagai warga negara Indonesia harus berjuang walaupun misalnya hasilnya tak berubah, tapi setidaknya karate di tingkat Asia Tenggara dapat menjunjung sportivitas tinggi. Jangan cerita bagi-bagi medali. Karate harus sportif apalagi ini olahraga dari Jepang,” kata Yusran.

Hingga Senin (8/5/2023) sore WIB, karate Indonesia telah menyumbangkan dua medali emas, empat perak, dan tujuh perunggu di SEA Games 2023.

https://www.kompas.com/sports/read/2023/05/08/16465378/karateka-indonesia-diduga-jadi-korban-kecurangan-di-sea-games-2023

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke