KOMPAS.com - Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia, APPI, kecewa dengan keputusan PSSI di bawah Ketua Umum baru, Erick Thohir.
Erick Thohir sebelumnya berjanji ingin melanjutkan kompetisi kasta kedua Indonesia, Liga 2, musim 2022-2023 jika menjadi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027.
Akan tetapi, janji itu tak bisa lunas. PSSI memastikan Liga 2 musim ini berakhir.
Liga 2 2022-2023 berhenti di tengah jalan sebagai salah satu efek domino Tragedi Kanjuruhan.
Namun, APPI tak tinggal diam dalam bayang-bayang rasa kecewa.
Di mata APPI, kontrak kerja akan menjadi pokok permasalahan penting sebagai imbas berhentinya Liga 2.
Mereka akan berjuang melindungi kontrak-kontrak pemain yang nantinya bisa menjadi masalah berlarut.
"Seperti yang telah APPI sampaikan sebelumnya, dihentikannya Kompetisi Liga 2 ini akan menimbulkan banyak polemik terhadap kontrak-kontrak kerja para pesepak bola dan klub yang telah ditandatangani sebelumnya," kata CEO APPI, M Hardika Aji, dikutip situs resmi asosiasi.
"Di mana terdapat lebih dari 500 pesepak bola yang menggantungkan nasibnya pada kompetisi Liga 2 musim 2022-2023 ini," jelas dia.
Hal yang sama juga dilontarkan Presiden Exco APPI, Andritany Ardhiyasa.
"Sebagai perwakilan dari pesepak bola di Indonesia, APPI akan tetap melindungi hak kontrak para pesepak bola," terang Andritany Ardhiyasa.
"Kami juga mengimbau bagi para pesepak bola yang kontraknya terdampak akibat penghentian liga untuk dapat segera berkomunikasi dengan APPI," ujar dia melanjutkan.
Ada sebuah wacana bergulirnya mini turnamen sebagai pengganti Liga 2 2022-2023. Akan tetapi, APPI tak menganggapnya sebagai solusi terbaik.
Hanya saja, mini turnamen tersebut bisa menjadi solusi jik dapat diterapkannya sistem dan verifikasi yang mengadopsi regulasi dari kompetisi resmi.
https://www.kompas.com/sports/read/2023/03/05/11400098/appi-soal-liga-2-berhenti--upaya-melindungi-di-balik-kekecewaan