Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Incar Olimpiade, Arab Saudi Lakukan Diversifikasi Ekonomi

JEDDAH, KOMPAS.com - Arab Saudi dalam informasi terkininya mengatakan ingin menjadi tuan rumah Olimpiade.

Olimpiade adalah pesta olahraga multicabang paling besar di dunia.

"Kami melihat bahwa menjadi tuan rumah Olimpiade adalah tujuan akhir untuk rencana olahraga kami," tutur Menteri Olahraga Arab Saudi Pangeran Abdul Aziz bin Turki Al-Faisal, Selasa (23/8/2022).

Menurut Abdul Aziz juga, Arab Saudi terbuka berdiskusi dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC) demi penawaran perhelatan turnamen olahraga internasional di masa mendatang.

Ada pandangan yang mengemuka bahwa Arab Saudi tengah melakukan diversifikasi ekonomi di luar industri minyak bumi.

Terkini, kebijakan berinvestasi di bidang olahraga menjadi salah satu pilar utama Arab Saudi untuk 2030 mendatang.

Lebih lanjut, terang Abdul Aziz bin Turki Al-Faisal, pihaknya selangkah demi langkah menyusun strategi menjadi tuan rumah untuk sampai pada Olimpiade.

Pertama, Arab Saudi dalam beberapa tahun terkini menggelar balap mobil F1 untuk kali pertama di Jeddah pada 2022.

Dalam tahun sama, Arab Saudi juga menjadi tuan rumah untuk kali pertama laga MotoGP.

Kedua, pada 2023, Arab Saudi juga akan menjadi tuan rumah World Combat Games.

Ketiga, Arab Saudi juga menjadi tuan rumah untuk Asian Games 2034.

Tak berhenti sampai di situ, Arab Saudi, tutur Abdul Aziz, mengincar pencalonan tuan rumah untuk Sepak Bola Piala Asia 2027.

Paling dekat, akhir pekan lalu, Arab Saudi mempertemukan dua petinju kelas berat dunia, Oleksandr Usyk versus Anthony Joshua pada pertarungan perebutan gelar juara di negeri itu.

Pendahulu

Pada bagian lain, lembaga Investasi Publik Negara (PIF) juga melakukan penanaman modal di LIV Golf dan klub Premier Inggris Newcastle United.

Abdul Aziz bin Turki al-Faisal mengatakan bahwa Asia Games 2034 bisa menjadi pendahulu untuk tawaran Olimpiade di masa depan.

“Fokus utama kami sekarang adalah Asian Games 2034,” katanya.

Pertarungan Usyk-Joshua terjadi sehari setelah kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kemarahan atas hukuman penjara 34 tahun yang dijatuhkan kepada mahasiswa doktoral Salma al-Shebab sehubungan dengan serangkaian cuitan dan balasan cuitan tentang politik serta masalah hak asasi manusia di Arab Saudi.

Arab Saudi juga menjadi sasaran kritik atas berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh negara, termasuk perang di Yaman, pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, penindasan terhadap perempuan dan kelompok LGBTQ+, serta dugaan penyiksaan dan penghilangan aktivis.

Lantaran berbagai kritik itu, Arab Saudi mendapatkan tuduhan melakukan pencucian olahraga untuk mengalihkan perhatian dari berbagai pelanggaran hak asasi manusianya.

Namun, Abdul Aziz bersikeras mengenai hal-hal berubah di negara itu.

“Kami maju, kami bergerak menuju masyarakat yang lebih baik, kami bergerak menuju kualitas hidup yang lebih baik, negara yang lebih baik, untuk masa depan,” katanya.

Abdul Aziz menekankan fakta seperti ini.

Menjadi tuan rumah acara olahraga bermanfaat bagi rakyat Arab Saudi dan bermanfaat bagi perubahan yang sedang terjadi serta bagi warga yang tinggal di Arab Saudi.

Kemudian, Abdul Aziz pun berbicara tentang penentangan terhadap LIV Golf.

Penentangan ini telah memicu memicu perebutan kekuasaan yang pahit.

Kenyataannya, PGA Tour yang berbasis di AS mengonfirmasi akan menangguhkan semua pemain yang bersaing dalam seri memisahkan diri.

Pria berusia 39 tahun itu mengaku tidak mengantisipasi kehebohan tersebut.

“Tidak juga, sejujurnya,” kata Pangeran Abdul Aziz.

https://www.kompas.com/sports/read/2022/08/23/22300038/incar-olimpiade-arab-saudi-lakukan-diversifikasi-ekonomi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke