Dari 4 Agenda Tenis ATP di China, 2 Jadi Andalan

HONG KONG, KOMPAS.com - China kembali tersandung pandemi Covid-19 terkait perhelatan sepak bola Piala Asia 2023.

Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada informasi terkini mengumumkan pada Sabtu (14/5/2022), China membatalkan pencalonan sebagai tuan rumah.

"Pembatalan ini erat hubungannya dengan pandemi Covid-19 yang melanda China," ujar pernyataan terkini AFC.

Piala Asia adalah penyelenggaraan tahunan turnamen sepak bola per empat tahun sekali.

Ada 24 negara yang akan bersaing pada babak final AFC 2023.

China sudah menyiapkan 10 kota untuk Piala Asia 2023.

Sedianya, turnamen akan berlangsung 16 Juni 2023 sampai dengan 16 Juli 2023.

"AFC memahami kondisi yang terjadi China," tutur AFC.

Alasan pandemi corona bukan hal pertama, pada tahun ini, yang membatalkan perhelatan olahraga berskala internasional di China.

Pada awal Mei 2022, China membatalkan Asian Games Hangzhou 2022.

Terkini, China baru saja menuntaskan tugas melaksanakan Olimpiade Musim Dingin 2022 pada Februari ini.

Sementara itu, China juga masih punya agenda Grand Prix F1.

Acara balap mobil itu terlaksana kali pertama pada 2019.

Kemudian, turnamen tenis wanita profesional di bawah WTA juga terkendala di China.

Pemicunya adalah isu petenis wanita China, Peng Shuai.

Lantas, ada empat agenda turnamen tenis pria profesional di bawah ATP yang rencananya akan berlangsung pada 2022.

Dua di antaranya adalah Shanghai Master dan China Open pada Oktober 2022.

Di dalam negeri, China belum memutuskan jadwal Liga Super China.

Asosiasi Sepak Bola China (CFA) juga membatalkan pelaksanaan Kejuaraan Asia Timur pada Juli 2022.

AFC dan CFA memindahkan Kejuaraan Asia Timur (EAC) ke Jepang.

China kali pertama menjadi tuan rumah Piala Asia pada 2004.

Kala itu, timnas China menempati posisi kedua usai kalah laga dari Jepang di Stadion Pekerja Beijing.