Indonesia Basketball Festival Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

KOMPAS.com – Pergelaran Indonesia Basketball Festival (IBF) akan dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat.

Indonesia Basketball Festival dijadwalkan bakal dihelat pada 12 hingga 26 Juni 2022.

Kompetisi bola basket itu rencananya akan digulirkan pada lima kota berbeda di Indonesia.

Sebagai awalan, IBF terlebih dahulu melaksanakan pertandingan di Timika, Papua, mulai 7 hingga 11 Januari 2022.

Selanjutnya, kompetisi ini akan dilanjutkan di Bali, Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta.

Namun, turnamen kelompok usia 17 sampai 22 tahun ini dihelat dalam kondisi pandemi Covid-19.

Menurut informasi per 3 Januari 2022, terdapat 162 orang yang sudah terpapar virus Corona varian Omicron di DKI Jakarta.

Melihat kondisi ini, penyelenggaraan Indonesia Basketball Festival pun bakal digelar melalui penerapan protokol kesehatan ketat.

Hal itu sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Ketua Pelaksana Fiba Asia Cup 2022, Junas Miradiarsyah.

Junas mengatakan bahwa kompetisi Indonesia Basketball Festival akan bekerja sama dengan pemerintah daerah.

“Bahwa setiap penyelenggaraan ini dari pusat pasti bekerja sama dengan pemda setempat karena dikaitkan dengan kasus Covid yang terjadi punya tanggung jawab untuk mengawasi agar kasus itu tidak terjadi," kata Junas.

Hingga saat ini, penangkalan pandemi Covid-19 menjelang Indonesia Basketball Festival telah sesuai rencana.

Pihak penyelenggara turnamen bola basket itu pun telah menyiapkan langkah seandainya hal yang tidak diinginkan terjadi ketika kompetisi tersebut berlangsung.

"Sampai saat ini, semua masih on track, tetapi jika terjadi sesuatu, kami sudah menyiapkan,” kata Junas.

"Itu artinya penyelenggaraan tetap berjalan, hanya mekanisme oprasionalnya yang kami siapkan. Batasan penonton, protokol kesehatan karena ini penting seperti yang sudah dilakukan di DBL dan Lima," lanjutnya.

Junas pun mengharapkan penyelenggaraan protokol kesehatan selama Indonesia Basketball Festival bakal berjalan lancar.

Sebab, kompetisi seperti DBL dan Liga Mahasiswa mendapatkan kesuksesan setelah menerapkan prokes yang baik.

“Di situ kesuksesannya salah satunya diukur bagaimana menjalankan protokol kesehatannya. Jadi, untuk semua yang terlibat itu ada proses antigen," tutur Junas.

“Itulah yang ingin kami bawa sehingga Insya Allah penyelenggaraan ini bisa sukses. Tak hanya berhasil dari sisi kepesertaan dan animo masyarakat. Namun, bisa membuat penyelenggaraan kegiatan yang mengedepankan prokes yang sangat baik," katanya.