Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WTA Berisiko Kehilangan Uang di China

NEW YORK, KOMPAS.com - Asosiasi Tenis Wanita (WTA) berisiko kehilangan uang di China.

Uang itu berasal dari perhelatan-perhelatan turnamen tenis wanita di Negeri Tirai Bambu tersebut.

WTA menunda turnamen-turnamennya di China sebagai bentuk dukungan bagi perlindungan terhadap petenis China Peng Shuai.

Peng Shuai menjadi perhatian internasional lantaran hampir tiga pekan absen di depan umum.

Peng Shuai pada awal November 2021 memosting pesan di media sosial yang menyebutkan mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli melakukan pelecehan seksual terhadapnya.

Kepala Eksekutif WTA Steve Simon mengatakan pihaknya tak bisa meminta atlet berlaga di China sementara Peng Shuai tak mendapatkan izin berkomunikasi secara bebas.

"Saya melihat, tampaknya Peng Shuai telah ditekan untuk membantah tuduhan pelecehan seksual itu," ujar Steve Simon.

Steve Simon juga menyebut bahwa pihaknya menghadapi risiko jika pemain dan staf mengadakan acara di China pada 2022.

Kebijakan terkini WTA, jelas Steve Simon adalah menangguhkan turnamen yang akan digelar di China.

"Kami akan meninggalkan China bila kami tidak puas dengan tanggapan atas pernyataan Peng Shuai," kata Steve Simon.

Para petenis dunia yang ikut mendukung kebijakan WTA antara lain Billie Jean King, pendiri turnamen WTA.

Ada juga mantan petenis nomor satu tunggal putra Andy Roddick dan petenis nomor satu dunia Novak Djokovic.

Ekspansi

Ketua Eksekutif WTA Steve Simon menyebut pihaknya melakukan ekspansi ke China sebelum turnamen tenis Olimpiade Beijing 2008.

"Minat masyarakat lokal terhadap tenis terdorong oleh atlet China, Li Na," kata Steve Simon.

Pada 2011, Li Na adalah atlet putri China yang memenangi French Open 2011.

Pada 2008, China menjadi tuan rumah untuk dua acara WTA.

Pada 2019, China menjadi tuan rumah untuk sembilan turnamen WTA.

Per 2018, Kota Shenzen mengikat kontrak 10 tahun menjadi tuan rumah final tur WTA akhir musim.

Pada perhelatan itu, hadiah uang mencapai 14 juta dollar AS per tahun.

Mulai 2017, WTA meneken kerja sama dengan platform streaming Qiyi sebagai mitra hak siaran digital selama 10 tahun.

Nilai kontraknya mencapai 120 juta dollar AS.

Pada masa pandemi 2020-2021 WTA banyak membatalkan turnamen di Asia, termasuk di China.

Final tur akhir tahun di China kemudian bergeser ke Meksiko.

Hingga kini, belum ada informasi kapan WTA kembali menggelar turnamen di China.

https://www.kompas.com/sports/read/2021/12/02/20544998/wta-berisiko-kehilangan-uang-di-china

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke