KOMPAS.com - Mendengar nama Irwansyah pasti masyarakat Indonesia langsung ingat Irwansyah yang aktor sekaligus penyanyi kondang itu.
Namun, Irwansyah yang satu ini adalah teman seangkatan Hendrawan, Marleve Mainaky dan lainnya.
Ya, kala masih menjadi atlet bulu tangkis Indonesia, nama Irwansyah memang tak sepopuler teman-teman seangkatannya.
Pasalnya, kala masih menjadi pebulu tangkis, Irwansyah dirundung cedera terus menerus hingga membuatnya prestasinya tak begitu mencuat.
Akibat cedera yang terus menerpa dirinya, Irwansyah akhirnya memutuskan untuk keluar dari pelatnas dan memulai karier sebagai pelatih bulu tangkis.
Tak tanggung-tanggung, Irwansyah menjadi pelatih bulu tangkis di Benua Eropa.
Eropa menjadi tempat ia berkarier selama 15 tahun. Dua tahun di Cyprus, satu dekade di Inggris, dan tiga tahun berikutnya di Irlandia.
Selama meniti karier di Eropa, ia juga turut mendirikan akademi bulu tangkis di Inggris.
Bukan hanya itu saja, didikan Irwansyah juga membuahkan hasil yang cukup mengejutkan di mana dia mampu mencetak juara Eropa kelas U-17 pertama dari Irlandia di sektor tunggal putra.
Setelah 15 tahun malang melintang di dunia kepelatihan bulu tangkis di Eropa, Irwansyah memutuskan pulang ke Tanah Air.
Kepulangannya ke Indonesia lantaran ia diminta oleh Hendry Saputra, kepala pelatih tunggal putra PP PBSI, untuk menjadi asisten pelatih tunggal putra tim nasional Indonesia di pelatnas.
Tawaran dari Hendry Saputra itu tentu saja diterima Irwansyah. Alasannya karena ia ingin memajukan bulu tangkis Indonesia.
"Sebetulnya saya sudah lama ingin melatih di Indonesia. Saya ingin turut memajukan bulutangkis Indonesia, mau bantu adik-adik pebulutangkis muda juga," kata mantan pemain asal klub Tangkas ini.
Irwansyah mulai mendampingi Hendry sejak 1 September 2016. Kini, Irwansyah turut mendampingi anak-anak asuhnya di Piala Thomas 2020 yang digelar di Denmark.
(Sumber: Kompas.com/Tjahjo Sasongko | Editor: Tjahjo Sasongko)
https://www.kompas.com/sports/read/2021/10/17/21400098/irwansyah-asisten-pelatih-tunggal-putra-indonesia-yang-pernah-meniti