KOMPAS.com - Meraih medali pada ajang olahraga bergengsi seperti Olimpiade merupakan kebanggaan bagi setiap atlet. Ketika berpose di atas podium, mereka tak melupakan satu tradisi, yaitu menggigit medali.
Tradisi menggigit medali pun terlihat dalam Olimpiade Tokyo 2020 yang resmi dimulai pada Jumat (23/7/2021).
Hal tersebut ditunjukkan oleh atlet loncat indah tim Inggris Raya, Tom Daley, yang meraih medali emas nomor sinkronisasi 10 meter putra bersama Matty Lee.
Pada saat berpose di atas podium juara, Tom Daley tak lupa menggigit medali emas yang ia raih.
Medali merupakan simbol juara bagi atlet di setiap cabang olahraga (cabor) Olimpiade. Ada tiga kategori medali, yaitu medali emas, perak, dan perunggu.
Medali itu diberikan secara berurutan yaitu medali emas untuk sang juara, perak untuk runner-up, dan perunggu untuk peringkat ketiga.
Penggunaan medali sebagai simbol juara mulai diterapkan pada Olimpiade modern edisi pertama, yaitu pada 1896.
Awalnya, atlet yang menjadi juara diberikan medali perak, bukan emas, dan juga mahkota dari ranting daun zaitun. Sementara itu, runner-up mendapatkan medali perunggu.
Barulah pada Olimpiade St Louis 1904, pemberian medali emas untuk atlet juara pertama, perak (2), dan perunggu (3) mulai dilakukan.
Dilansir dari Metro, alasan para atlet menggigit medali Olimpiade telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Pada zaman dulu, orang akan menggigit emas untuk memastikan keasliannya. Sebab, emas lebih lembut dan lebih mudah dibentuk daripada logam lain.
Salah satu cara untuk memastikan apakah itu emas asli atau bukan adalah dengan menggigitnya.
Dari situ, tradisi menggigit medali Olimpiade bertahan hingga saat ini, meski medali emas Olimpiade tidak sepenuhnya terbuat dari bahan emas.
Medali emas Olimpiade dibuat dari setidaknya 92,5 persen perak dan harus mengandung minimal 6 gram emas.
Kini, menggigit medali menjadi ciri khas setiap penyelenggaraan Olimpiade.
"Ini (menggigit medali) menjadi obsesi para fotografer," kata Presiden International Society of Olympic Historians David Wallechinsky kepada CNN.
"Saya pikir mereka (para fotografer) melihatnya sebagai bidikan ikonik, sebagai sesuatu yang mungkin bisa Anda jual. Saya tidak berpikir itu adalah sesuatu yang mungkin dilakukan oleh para atlet sendiri," tutur Wallechinsky.
Apa pun alasannya, menggigit medali khususnya medali emas memang telah menjadi pose ikonik di Olimpiade.
Para atlet Indonesia dari cabor badminton, seperti Susy Susanti, Taufik Hidayat, Hendra Setiawan/Markis Kido, dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pun telah merasakan manisnya medali emas Olimpiade.
https://www.kompas.com/sports/read/2021/07/27/11400068/mengapa-atlet-olimpiade-menggigit-medali-saat-berpose-di-podium