Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sederet Kisah Tragis Tuan Rumah dan Partai Final, Ada Sejarah Kelam Brasil

KOMPAS.com - Faktor sebagai tuan rumah menjadi pisau bermata dua bagi sebuah tim ketika bertanding dalam sebuah turnamen atau kejuaraan sepak bola di berbagai kesempatan.

Dukungan tuan rumah bisa menjadi motivasi sebuah tim melaju jauh ketika turun bertanding dalam sebuah kejuaraan sepak bola.

Memperoleh kesempatan tampil di partai puncak serta keluar sebagai juara, merupakan skenario idaman bagi setiap tim negara yang menjadi tuan rumah.

Jalan cerita tersebut dirasakan oleh Inggris di ajang Euro 2020 maupun Brasil yang menggelar Copa America 2021.

Inggris bersiap menghadapi Italia di partai puncak Euro 2020 di Stadion Wembley, London dalam final kejuaraan besar pertama sejak Piala Dunia 1966.

Sedangkan bagi Brasil, Argentina menjadi calon seteru mereka dalam laga final Copa America 2021 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro.

Prestasi berupa raihan trofi di depan publik sendiri akan menjadi capaian sejarah manis, apalagi jika kejuaraan yang dimaksud berstatus mayor seperti Piala Dunia ataupun Piala Eropa.

Sebaliknya, kekalahan di partai puncak akan menimbulkan kekecewaan mendalam bagi negara tersebut serta pendukungnya.

Kegagalan seperti disebutkan terakhir, tidak jarang terjadi dalam sejarah penyelenggaraan Piala Dunia maupun Piala Eropa alias Euro.

Berikut adalah tiga kisah timnas negara tuan rumah Euro maupun Piala Dunia yang mengalami kekalahan secara menyakitkan di partai puncak:

Perancis, Euro 2016

Status sebagai tuan rumah diperoleh Perancis pada gelaran Piala Eropa 2016, setelah kali terakhir menggelar Piala Dunia 1998.

Tim asuhan pelatih Didier Deschamps melaju ke final dengan catatan apik, termasuk kemenangan 2-0 atas Jerman di fase semifinal.

Namun, skuad Perancis harus mengakui keunggulan Portugal di laga puncak dengan skor 0-1 berkat aksi pennyerang pengganti Eder di menit ke-109 babak perpanjangan waktu.

Portugal sendiri sempat kehilangan harapan di babak pertama, usai penyerang Cristiano Ronaldo ditarik keluar karena cedera.

Portugal, Euro 2004

Hasil manis yang didapatkan Portugal atas Perancis, seperti mengobati luka mereka sendiri ketika menjadi tuan rumah Euro 2004 dan mampu melaju ke final.

Ketika itu, Portugal meraih status sebagai unggulan di partai puncak menghadapi Yunani, yang baru dua kali memperoleh tiket tampil di ajang Piala Eropa sejak 1960.

Impian skuad Portugal untuk meraih gelar juara di hadapan publik sendiri buyar oleh gol tunggal penyerang Yunani, Angelos Charisteas, saat laga memasuki menit ke-57.

Gol ciptaan Angelos Charisteas tersebut lahir dari satu-satunya upaya tepat sasaran ke gawang Portugal, berupa sundulan memanfaatkan situasi sepak pojok yang diambil gelandang Angelos Basinas.

Brasil, Piala Dunia 1950

Final pertama bagi timnas Brasil dalam sejarah mereka mengikuti kejuaraan sepak bola besar dunia mengambil tempat di Stadion Maracana pada Piala Dunia 1950 silam.

Namun, harapan publik Brasil melihat tim kesayangannya meraih gelar juara buyar oleh tim seteru di kawasan Amerika Selatan, Uruguay.

Pertandingan berakhir dengan keunggulan Uruguay 2-1, berkat gol Juan Alberto Schiaffino dan Alcides Ghiggia yang membatalkan keunggulan Brasil melalui aksi Albino Friaca pada awal babak kedua.

Riwayat kekalahan dari timnas Uruguay ini lantas dikenang sebagai Maracanazo oleh warga Brasil, yang sebelumnya meyakini tim kesayangan mereka akan meraih gelar juara.

Hingga saat ini, final Piala Dunia 1950 tercatat sebagai partai puncak kejuaraan sepak bola dengan jumlah penonton terbanyak yakni 173.850 orang.

Jumlah penonton tersebut tercatat secara resmi menjadi rekor dunia penonton sepak bola di stadion untuk sebuah laga oleh Guinness World Record.

https://www.kompas.com/sports/read/2021/07/11/04200098/sederet-kisah-tragis-tuan-rumah-dan-partai-final-ada-sejarah-kelam-brasil

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke