Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sistem Penghitungan Poin MotoGP

KOMPAS.com - Sistem penghitungan poin MotoGP yang digunakan hingga sekarang adalah regulasi tahun 1993.

Dalam sejarahnya, sistem penghitungan poin MotoGP sempat mengalami beberapa perubahan.

Sistem penghitungan poin Kejuaraan Dunia balap sepeda motor dari musim ke musim

1949

Kejuaraan Dunia balap sepeda motor itu pertama kali berlangsung pada tahun 1949.

Dikutip dari situs Box Repsol, pada edisi pertama Kejuaraan Dunia balap sepeda motor tersebut setiap pebalap yang meraih podium pertama mendapat 10 poin. Podium dua mendapat 8 poin dan podium tiga mendapat 7 poin.

Berikut sistem penghitungan poin tahun 1949:

  • Juara 1: 10 poin
  • Juara 2: 8 poin
  • Juara 3: 7 poin
  • Tempat ke-4: 6 poin
  • Tempat ke-5: 5 poin

1950-1968

Penghitungan poin pada kurun waktu 1950 sampai 1968 justru mengalami pengurangan poin.

Setiap pebalap yang berhasil meraih podium pertama hanya mendapat 8 poin.

Berikut sistem penghitungan poin dari tahun 1950 sampai 1968:

  • Juara 1: 8 poin
  • Juara 2: 6 poin
  • Juara 3: 4 poin
  • Tempat ke-4: 3 poin
  • Tempat ke-5: 2 poin
  • Tempat ke-6: 1 poin

1969-1987

Pada kurun waktu 1969 sampai 1987, sistem penghitungan poin direvisi lagi.

Pada kurun waktu tersebut poin dipastikan diberikan hanya 10 yang berhasil finis di posisi 10 besar.

Berikut sistem penghitungan poin dari tahun 1969 sampai 1987:

  • Juara 1: 15 poin
  • Juara 2: 12 poin
  • Juara 3: 10 poin
  • Tempat ke-4: 8 poin
  • Tempat ke-5: 6 poin
  • Tempat ke-6: 5 poin
  • Tempat ke-7: 4 poin
  • Tempat ke-8: 3 poin
  • Tempat ke-9: 2 poin
  • Tempat ke-10: 1 poin

1988-1991

Pada kurun waktu tersebut 15 pebalap yang berhasil finis di posisi 15 besar mendapatkan poin.

Berikut sistem penghitungan poin dari tahun 1988 sampai 1991:

  • Juara 1: 20 poin
  • Juara 2: 17 poin
  • Juara 3: 15 poin
  • Tempat ke-4: 13 poin
  • Tempat ke-5: 11 poin
  • Tempat ke-6: 10 poin
  • Tempat ke-7: 9 poin
  • Tempat ke-8: 8 poin
  • Tempat ke-9: 7 poin
  • Tempat ke-10: 6 poin
  • Tempat ke-11: 5 poin
  • Tempat ke-12: 4 poin
  • Tempat ke-13: 3 poin
  • Tempat ke-14: 2 poin
  • Tempat ke-15: 1 poin

1992

Pada tahun ini, sistem penghitungan poin kembali mengadopsi sistem dari tahun 1969 sampai 1987, yaitu hanya 10 pebalap yang berhasil finis di 10 besar yang mendapatkan poin.

Meski mengadopsi sistem dari 1968-1987, ada perbedaan dari perolehan poin yang diterima pebalap.

Berikut sistem penghitungan poin tahun 1992:

  • Juara 1: 20 poin
  • Juara 2: 15 poin
  • Juara 3: 12 poin
  • Tempat ke-4: 10 poin
  • Tempat ke-5: 8 poin
  • Tempat ke-6: 6 poin
  • Tempat ke-7: 4 poin
  • Tempat ke-8: 3 poin
  • Tempat ke-9: 2 poin
  • Tempat ke-10: 1 poin

1993-sekarang

Sistem penghitungan poin ini sudah ada sejak 1993 dan digunakan hingga sekarang.

Dimana setiap pebalap yang meraih podium pertama mendapat 25 poin. Podium kedua mendapat 20 poin dan podium ketiga mendapat 16 poin.

Rider yang akan mendapat poin di setiap balapannya, hanya pebalap yang finis dari urutan 1 hingga 15, finis urutan 16 dan seterusnya tidak mendapat poin.

Berikut penghitungan poin dari tahun 1993 hingga sekarang:

  • Juara 1: 25 poin
  • Juara 2: 20 poin
  • Juara 3: 16 poin
  • Tempat ke-4: 13 poin
  • Tempat ke-5: 11 poin
  • Tempat ke-6: 10 poin
  • Tempat ke-7: 9 poin
  • Tempat ke-8: 8 poin
  • Tempat ke-9: 7 poin
  • Tempat ke-10: 6 poin
  • Tempat ke-11: 5 poin
  • Tempat ke-12: 4 poin
  • Tempat ke-13: 3 poin
  • Tempat ke-14: 2 poin
  • Tempat ke-15: 1 poin

https://www.kompas.com/sports/read/2021/04/18/17300018/sistem-penghitungan-poin-motogp

Terkini Lainnya

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap 'Sulit' Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap "Sulit" Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Internasional
Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Liga Indonesia
Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Internasional
Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Liga Indonesia
Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Liga Lain
Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Motogp
Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Timnas Indonesia
Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Liga Lain
Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Timnas Indonesia
Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke