KOMPAS.com - Petarung UFC asal Brasil-Amerika Serikat, Mackenzie Dern, bercerita soal pengaruh seni bela diri Jiujitsu ke hidupnya. Pemenang berbagai kejuaraan Jiujitsu ini juga bercerita mengenai disiplin bela diri apa apa yang ia perlukan selai Jiujitsu untuk lebih menggebrak di UFC.
Mackenzie Dern layak disematkan julukan sebagai ratu Jiujitsu di UFC. Ia menorehkan berbagai prestasi di dunia Jiujitsu internasional termasuk menjadi juara dunia Jiujitsu di kelas 59 kg pada 2015 dan 2016.
Pada rentang 2013-2016, petarung kelahiran Phoenix, Arizona, ini juga meraih emas di Kejuaraan Jiujitsu Eropa di Lisbon, Piala Dunia JiuJitsu di Abu Dhabi, dan Kejuaraan Jiujitsu Asia Terbuka di Tokyo.
Mackenzie Dern telah berlaga di UFC sejak 3 Maret 2018. Ia hanya pernah merasakan sekali kekalahan dari enam pertarungan sejauh ini di Oktagon.
Pada Minggu (11/4/2021) pagi hari WIB, Mackenzie Dern (peringkat ke-11 di divisi kelas jerami) bakal bersua Nina Nunes (peringkat kelima).
Duel kelas jerami tersebut akan menjadi bagian dari main card dengan partai puncak Marvin Vettori vs Kevin Holland.
Kompas.com dan juga BolaSport.com pun mendapatkan kesempatan eksklusif untuk berbicara secara langsung dengan Mackenzie pada Rabu (7/4/2021).
Mackenzie mengutarakan kepada Kompas.com arti olahraga Jiujitsu bagi dirinya.
"Jiujitsu jelas mengubah hidup saya. Mungkin itu juga sebab UFC mendatangkan saya, karena Jiujitsu bukan karena hal-hal lain seperti tampilan saya," tuturnya lewat sambungan langsung dari Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.
"Salah satu petarung UFC pertama adalah Royce Gracie dan ia adalah 'bapak Jiujitsu'.
Mackenzie pun mengaku terpapar seni bela diri tersebut sejak awal sekali dari sang ayah, Wellington "Megaton" Diaz, yang merupakan juara judo dan Jiujitsu.
"Saya berlatih sejak berusia 3 tahun dan itu telah menjadi gaya hidup. Ayah saya punya akademi dan saya juga tak punya pilihan karena selalu bermain di akademi," tutur wanita berusia 28 tahun ini.
"Awalnya mungkin kita tak menaruh perhatian tetapi kita lalu belajar dari apa yang dilakukan orang-orang lain seperti melakukan armbar, kita berpikir ‘bagaimana melakukan itu?’"
"Saya belajar awalnya dari memerhatikan orang lain. Saya melihat bagaimana Jiujitsu mengembangkan diri saya sebagai petarung."
"Berkompetisi dalam Jiujitsu, saya bertarung mungkin 20 kali dalam tiga bulan. Kompetisi demi kompetisi," tutur petarung setinggi 160 cm tersebut.
"Bagi saya ini hal besar yang membawa saya agar lebih mengerti cara menang dan cara menerima kekalahan."
"Bahwa suatu hari kita bisa menang tetapi di hari sama kita kalah. Ini membentuk saya sebagai seorang petarung dan pesaing seperti sekarang ini dan juga hidup saya."
Mackenzie pun tak memungkiri bahwa seluruh aspek hidupnya terpengaruh oleh seni bela diri tersebut.
"Ya, 100 persen," ujarnya.
Namun, Mackenzie sadar bahwa menguasai Jiujitsu saja tak akan membuatnya jadi petarung terbaik di UFC.
Oleh karena itu, ia mencoba menerapkan berbagai aspek dari seni bertarung lain agar membuatnya lebih lengkap.
"Boxing saya, tentu. Di Jiujitsu kita bisa melakukan pole guard dan tak melakukan take down seperti gulat atau judo," tutur Mackenzie.
"Jadi, permainan ground saya cukup bagus di MMA, saya merasa nyaman. Jiujitsu saya juga masih lebih bagus dari para fighter wanita lain."
"Namun, bagian di tengah itu, untuk menjatuhkan lawan-lawan, yang masih saya asah terus. Saya melatih boxing terus."
"Saya berpikir ‘bagaimana caranya mengalahkan saya’, jadi saya mencoba melihat dari kacamata pelatih lawan dan apa yang akan mereka lakukan."
"Jadi, kami selalu melihat dari kacamata orang lain dan bagaimana cara mereka ingin mengalahkan saya."
"Saya melatih boxing agar bisa lebih melakukan feint dan take down lebih mudah.
Bagian takedown memang bukan kekuatan saya. Bagian fisiknya juga, strengthening."
"Di Jiujitsu, orang yang lebih kecil bisa mengalahkan orang jauh lebih besar."
"Namun, ketika teknik dan persaingan sangat ketat seperti di UFC ini, hal-hal kecil seperti melatih kekuatan dan cardio akan membawa perbedaan besar."
Oleh karena itu, Mackenzie bertekad untuk menembus level berikutnya dan memiliki mentalitas seorang juara dengan melatih lebih banyak boxing, striking, dan latihan strength.
https://www.kompas.com/sports/read/2021/04/10/15000058/ratu-jiujitsu-ufc-cerita-pengaruh-seni-bela-diri-tersebut-ke-hidupnya