Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenang Masa Lalu, George Foreman Depresi Berat Usai Dikalahkan Muhammad Ali

KOMPAS.com - Legenda tinju asal Amerika Serikat, George Foreman, mengaku sempat mengalami depresi berat usai dikalahkan Muhammad Ali.

George Foreman dikenal sebagai salah satu raja knockout (KO) dalam sejarah tinju.

Julukan itu disematkan karena George Foreman sering menghancurkan lawan-lawannya dengan mencatat kemenangan KO.

Big George, julukan Foreman, juga diakui sebagai petinju tangguh pada masa jayanya dengan rekor 40 kemenangan secara beruntun.

Bakat Foreman semakin diakui setelah berhasil menumbangkan juara tinju lainnya, Joe Frazier, pada 22 Januari 1973.

Berkat hasil positif tersebut, Foreman mengambil alih semua sabuk juara kelas berat milik Frazier dan menjadi juara tak terbantahkan.

Setelah itu, Foreman sukses mempertahankan semua sabuk juara kelas berat miliknya dalam dua pertarungan selanjutnya.

Peraih medali emas Olimpiade Mexico City 1968 ini kemudian menerima tantangan dari Muhammad Ali.

Keduanya sepakat bertarung dalam mega duel bertajuk Rumble in the Jungle di Kinshasa, Zaire, pada 29 Oktober 1974.

George Foreman percaya diri bisa mengalahkan Muhammad Ali.

Foreman yakin menang lantaran dalam laga sebelumnya, dia berhasil menumbangkan Joe Frazier dan Ken Norton.

Frazier dan Norton dahulu pernah mengalahkan Ali, sehingga Foreman yakin bisa menaklukan petinju bernama asli Cassius Clay itu juga.

Namun, ekspetasi Foreman meleset. Rekor 40 kali kemenangan beruntun miliknya Foreman dihancurkan oleh Ali.

Petinju berjuluk The Greatest itu menodai rekor apik Foreman setelah membuatnya KO pada ronde kedelapan pada salah satu partai yang paling banyak disaksikan sepanjang sejarah tinju dunia tersebut.

Hasil negatif milik pria 71 tahun itu memaksanya untuk mencopot semua sabuk juara kelas berat dan berpindah tangan menjadi milik Ali.

Dalam satu kesempatan, Foreman mengenang kembali ingatan buruk tersebut. Dia menceritakan permainan agresifnya sejak ronde awal ternyata tak mempan untuk melukai Ali.

Justru karena strategi agresifnya sejak ronde awal, Foreman malah kehilangan stamina pada ronde-ronde akhir.

Kelelahan Foreman memudahkan Ali untuk melakukan serangan balik.

"Semua petinju takut kepada Muhammad Ali. Semua orang," kata Foreman seperti dilansir BolaSport.com dari The Sun.

"Jadi, saya mengira akan bisa menjatuhkannya dalam satu atau dua ronde, sehingga dia tidak terlalu terluka."

"Pelatih saya menginstruksikan saya untuk menjatuhkannya pada ronde pertama, ronde kedua, ronde ketiga, dan saya pun tidak menghemat stamina."

"Lalu saya menyadari duelnya sudah memasuki ronde keempat, saya menghajarnya dengan setiap pukulan yang saya bisa dan dia tidak kehilangan kekuatannya."

"Di sisi lain, saya tidak bisa menjatuhkannya sesuai harapan ... malahan saya justru menjadi semakin lemah," ucapnya melanjutkan.

Foreman kemudian bercerita tentang situasi yang dialaminya setelah dikalahkan Ali.

Pemegang rekor juara kelas berat tertua itu merasa depresi seperti mengalami mimpi buruk dan sulit menerima kenyataan.

"Saya hancur setelah pertarungan. Saya telah menjadi profesional selama bertahun-tahun, tak pernah kalah dalam 37 laga," kata Foreman.

"Saya pikir bisa menghadapi segala sesuatu, kecuali kekalahan. Saya hancur. Saya selalu bangun tengah malam berpikir saya akan bangkit tetapi tetap kalah."

"Hal ini terus terjadi. Ini adalah masa sulit untuk menjalani hidup. Sangat sulit bagi saya untuk melupakannya," tuturnya melanjutkan.

Foreman kemudian memutuskan pensiun muda ketika berusia 28 tahun.

Setelah 10 tahun pensiun, Big George memutuskan turun gunung di usia 38 tahun.

Banyak yang mempertanyakan ketangguhan Foreman setelah hiatus selama satu dekade.

Namun, dia menjawab dengan aksinya. Foreman tetap ganas di atas ring dengan menghadirkan berbagai kemenangan KO.

Foreman bahkan dinobatkan sebagai petinju kelas berat tertua yang merasakan sabuk juara saat sudah berusia 45 tahun.

Foreman kemudian pensiun dengan meninggalkan catatan 76 kemenangan dan 5 kekalahan dari 81 pertarungan. (Fauzi Handoko Arif)

https://www.kompas.com/sports/read/2020/06/12/16000038/kenang-masa-lalu-george-foreman-depresi-berat-usai-dikalahkan-muhammad-ali

Terkini Lainnya

Daftar 34 Pemain Timnas Putri Indonesia untuk Lawan Singapura

Daftar 34 Pemain Timnas Putri Indonesia untuk Lawan Singapura

Timnas Indonesia
Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

Timnas Indonesia
Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

Timnas Indonesia
Hasil Drawing ASEAN Cup 2024, Timnas Indonesia Segrup dengan Vietnam

Hasil Drawing ASEAN Cup 2024, Timnas Indonesia Segrup dengan Vietnam

Timnas Indonesia
Calvin Verdonk dan Jens Raven Diperkirakan Bisa Bermain di Kualifikasi Piala Dunia

Calvin Verdonk dan Jens Raven Diperkirakan Bisa Bermain di Kualifikasi Piala Dunia

Timnas Indonesia
Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

Liga Inggris
Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

Liga Inggris
Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

Liga Indonesia
Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

Liga Italia
Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

Timnas Indonesia
Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

Liga Inggris
Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

Liga Italia
Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Borneo FC Gagal Kawinkan Gelar, Pesut Etam Butuh Kedalaman

Borneo FC Gagal Kawinkan Gelar, Pesut Etam Butuh Kedalaman

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke