MANILA, KOMPAS.com - Sejak akhir bulan lalu, Ketua Komite Olimpiade Filipina (POC) Abraham Tolentino siapkan 100 sepeda gratis untuk latihan para atlet.
Ada alasan yang menjadi dasar bagi Tolentino untuk berbuat seperti itu.
Dalam keseharian, Abraham Tolentino yang karib disapa Bambol itu adalah ketua induk organisasi olahraga bersepeda Filipina, PhilCycling, tulis laman sport.inquirer.net .
Bambol mengatakan bersepeda bisa menjadi pilihan baru para atlet.
"Atlet bisa tetap menjaga kebugaran dan kesehatan dengan bersepeda," kata Bambol.
Selain itu, sepeda menjadi penting dalam upaya pemerintah Filipina melawan perseberan virus Covid-19 .
"Bersepeda mendukung gerakan menjaga jarak," kata Bambol.
Tak cuma itu, bersepeda sudah terbukti mengurangi timbunan polusi udara lantaran asap kendaraan bermotor, khususnya di perkotaan.
Asal tahu saja, tak hanya Filipina, Indonesia juga mencatatkan hal menarik selama pandemi Covid-19.
Udara bersih
"Kualitas udara bersih di Jakarta kan meningkat," kata Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B Pramesti dalam webinar bertajuk "Inovasi di Era Baru Transportasi Jabodetabek untuk Keluar dari Jebakan Kelas Menengah" pada Sabtu (6/6/2020) petang ini.
Dalam diskusi melalui Zoom itu, Polana memberikan catatan bahwa alat transportasi sepeda juga masuk dalam perhitungan penataan transportasi terpadu dan terintegrasi di kawasan Jabodetabek.
Ikhwal sepeda lagi, sebagaimana dipaparkan oleh dua pembicara lainnya yakni CEO JOUSKA Aakar Abyasa dan Immanuel Ambarita dari Urban Jakarta alat transportasi itu bisa menjadi salah satu penyumbang turunnya suhu Bumi.
"Kalau bisa sampai dengan 2030," kata Immanuel.
Dalam jangka panjang, lanjut Polana, pemerintah DKI Jakarta memang akan membuat warga Jabodetabek, khususnya, terbiasa memanfaatkan layanan transportasi publik mulai dari bus Transjakarta, commuter line, kereta Moda Raya Terintegrasi (MRT), hingga kereta cepat ringan (LRT).
Salah satu yang digarap secara bertahap, kata Polana, adalah kondisi angkutan publik yang memenuhi syarat keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan kesehatan bagi warga masyarakat.
"Kalau syarat itu makin terpenuhi, banyak warga masyarakat akan makin beralih ke transportasi publik," ujarnya.
Sementara, yang juga dipersiapkan adalah akses jalan kaki yang hanya paling jauh 500 meter ke titik transportasi publik dari tempat tinggal warga.
Pada akses itu juga, kata Polana, disiapkan jalan untuk sepeda sekaligus lokasi untuk parkir sepeda.
"Warga juga diberi kesempatan untuk bisa membawa sepedanya (sepeda lipat) di dalam moda transportasi umum," kata Polana.
Soal akses juga, BPTJ juga merancang adanya lokasi-lokasi tempat tinggal yang dekat dengan titik moda transportasi.
Lokasi-lokasi, istilahnya menjadi satu kesatuan dalam TOD atau transit oriented development.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/06/06/16161908/pandemi-covid-19-bersepeda-jadi-pilihan-baru-latihan-atlet