KOMPAS.com - Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 2021 mendatang dan PSSI tengah mempersiapkan segalanya.
Akan tetapi, masalah hadir ketika pandemi virus corona atau Covid-19 datang ke Indonesia.
Keberadaan virus itu membuat program dan agenda PSSI mengenai persiapan berubah drastis, termasuk tak adanya kompetisi sejak 16 Maret 2020. Sementara jadwal Piala Dunia U20 tak berubah.
"Sejauh ini, jadwalnya tidak berubah, 20 Mei – 12 Juni tahun depan," kata Wakil Sekretaris Jenderal PSSI, Maaike Ira Puspita dikutip laman resmi PSSI.
"Kami melaporkan kepada FIFA terkait persiapan berbagai bidang jelang pelaksanaan Piala Dunia U-20 2021."
"Kami juga mengirimkan update dan melaporkan perkembangan situasi terkini di Indonesia kepada FIFA."
"Dan FIFA menyambut baik tentang laporan kami, selanjutnya mereka akan terus melakukan korespondensi dan meeting bersama PSSI terkait persiapan Piala Dunia," jelas Ira.
Di sisi lain, tak adanya kompetisi baik level usia maupun senior membuat kesulitan mencari pemain untuk timnas Indonesia.
Beberapa klub peserta Shopee Liga 1 2020 sadar akan pentingnya kompetisi bagi timnas Indonesia.
Sebagian dari mereka beralasan Shopee Liga 1 2020 berguna untuk timnas.
Apalagi Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, sehingga wajib disiapkan dengan matang dan kompetisi yang saat ini mati suri harus dilanjutkan.
Sayangnya, di Shopee Liga 1 2020, tidak banyak pemain U20 yang bermain di kasta tertinggi Liga Indonesia.
Berdasarkan data Kompas.com, hanya ada 22 pemain yang usianya di bawah 20 tahun dan tak lebih dari 50 persen dari jumlah tersebut yang diberi kesempatan bermain.
Keadaan tersebut terasa aneh karena tak sejalan dengan alasan beberapa klub yang menggunakan dalih Piala Dunia U20 agar Shopee Liga 1 2020 dilanjutkan.
Kecuali, PSSI menggunakan regulasi sebagaimana usulan Asosiasi Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI).
Mereka mendorong PSSI untuk mewajibkan seluruh klub menurunkan pemain-pemain di bawah 20 tahun.
"Kalau memang orientasi ke Piala Dunia U20, maka andai liga dilanjutkan, setiap tim di Liga 1 wajib menurunkan pemain U20," kata anggkota Komite Eksekutif APSSI, Bambang Nurdiansyah.
"Sementara di Liga 2, pemain U20 harus dioptimalkan dan jika memungkinkan berlaga penuh. Kami telah membicarakan ini dengan PSSI," kata dia dikutip Antara News.
"Kami juga mengusulkan, kalau ada pergantian pemain, yang masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti juga pemain muda. Kami sudah mendorong itu ke PSSI," tandas dia.
APSSI juga meminta kepada PSSI dan PT LIB agar kompetisi Elite Pro Academy (EPA) juga harus dilanjutkan selain Liga 1 dan Liga 2.
"Bukan hanya Liga 1 dan Liga 2 saja, kami minta agar digulirkan sampai ke Elite Pro Academy," ucap Ketua APSSI, Yeyen Tumena, dalam virtual pressconference yang diikuti Kompas.com.
EPA merupakan kompetisi bergengsi usia dini diikuti 18 klub peserta Shopee Liga 1 2020.
Adapun pelatih sekaligus manajer timnas Indonesia, Shin Tae-yong, juga telah mengungkapkan bakal fokus ke timnas U19.
"Timnas senior sudah pasti sulit untuk berpastisipasi di Piala Dunia 2022 karena telah kalah dalam 5 laga."
"Timnas U23 juga sudah gagal tembus Olympiade Tokyo, sehingga tak ada jadwal apapun," kata Shin kepada media Korea Selatan, KBS News.
"Paling penting adalah Piala Dunia U20. Itu akan berlangsung di Indonesia tahun depan, jadi semua publik tertuju pada ajang ini."
"Indonesia tak akan melewati kualifikasi karena otomatis lolos setelah jadi tuan rumah, tapi tetap perlu persiapan matang," tambahnya.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/06/06/08000008/keanehan-pssi-jika-lanjutkan-liga-1-tanpa-mainkan-pemain-u20