Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pelatih Klub Malaysia Ungkap Faktor Timnas Indonesia "Kehilangan" Striker Lokal

KOMPAS.com - Semenjak adanya program naturalisasi di tubuh timnas Indonesia, posisi striker lokal sedikit tergeser.

Timnas Indonesia banyak memakai jasa "instan" untuk mengisi lini depan. Seperti halnya Alberto Goncalves, Ilija Spasojevic, hinnga Stefano Lilipaly.

Naturalisasi bukanlah cara yang salah. Hanya, tanpa adanya upaya PSSI maupun stakeholder terkait, posisi striker lokal tentu kian menghilang.

Hampir dari setiap laga timnas Indonesia, khususnya senior, lebih sering menggunakan nama-nama pemain naturalisasi untuk posisi penyerang.

Di sisi lain, striker lokal juga belum mampu menjawab kepercayaan pelatih maupun pencinta sepak bola Tanah Air untuk menjebol gawang lawan atau sekadar mendapat tempat di skuad utama.

Hal tersebut nyatanya juga diakui oleh mantan penyerang andalan timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto.

Pria kelahiran Kabupaten Magelang tersebut saat ini menjadi pelatih klub asal Malaysia, Sabah FA, yang berkompetisi di liga kasta tertinggi Negeri Jiran.

Kurniawan menyebut keberadaan penyerang lokal di tubuh timnas Indonesia mulai tersingkir.

"Memang regenerasi striker lokal sangat minim, banyak faktor juga," kata Kurniawan Dwi Yulianto di akun YouTube Tabloid Bola tahun 2018 lalu.

"Tren sepak bola sekarang kan menggunakan satu striker, di mana biasanya klub-klub itu memakai slotnya dipakai oleh pemain asing."

"Jadi, striker-striker muda kita minim banget jam terbangnya," terang dia.

Selain itu, penggunaan skema satu penyerang tersebut memaksa sang striker mampu untuk menahan bola dan menunggu rekan di second line datang.

Sayangnya, kriteria penyerang tersebut masih belum banyak di Indonesia. Sebaliknya, pemain Tanah Air lebih banyak mengutamakan kecepatan.

Bagi Kurniawan, potensi pemain junior berbakat di Indonesia selalu ada, bahkan banyak. Akan tetapi, ketika menginjak usia senior, nasib mereka berbeda karena sedikit jam terbang.

"Saya bilang sih talenta Indonesia tidak pernah habis. Cuma, permasalahannya adalah kita bisa nggak sih me-maintaince anak-anak ini sampai ke level senior."

"Sorry to say kayak misal jamannya tim juara Indra Sjafri, kita sempat berharap banyak sama striker Muchlis Hadi Ning."

"Tapi, mungkin karena minimnya jam terbang di klub, agak mulai hilang namanya. Ini kan sayang."

Sebagai solusi, lanjut Kurniawan, perlu adanya kompetisi reguler kategori usia selama satu musim.

https://www.kompas.com/sports/read/2020/05/16/18000068/pelatih-klub-malaysia-ungkap-faktor-timnas-indonesia-kehilangan-striker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke