KOMPAS.com - Ratu Tisha Destria resmi mundur dari Sekretaris Jenderal PSSI pada Senin (13/4/2020).
Banyak tugas penting yang menjadi peninggalan sosok satu-satunya pejabat perempuan Asia yang mendapatkan beasiswa FIFA Master International in Management, Law, and Humanities of Sports tersebut di PSSI.
Di antaranya meliputi kompetisi muda Elite Pro Academy, program filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia), Garuda Select, dan persiapan Piala Dunia U20 di Tanah Air.
Selain tugas peninggalan Ratu Tisha tersebut, ada pula tugas wajib seorang Sekjen PSSI mengacu pada Pasal 58 Ayat (2) Statuta PSSI.
Dalam pasal tersebut dituliskan bahwa ekjen PSSI harus memiliki kualifikasi profesional yang diperlukan.
Kemudian, pada Pasal 58 Ayat (3) tertulis tanggung jawab sekjen, di antaranya mengelola dan memelihara rekening PSSI.
Kemudian mewakili ketua umum/wakil ketua umum apabila berhalangan untuk keperluan penandatanganan dokumen resmi atau pengikatan perjanjian PSSI.
Terakhir, menjalin hubungan dengan anggota PSSI, FIFA, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), dan Konfederasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF).
Akan tetapi, pemilihan Sekjen PSSI dalam statuta tersebut hanya dapat diusulkan oleh Ketua Umum PSSI.
Setelah Ketum PSSI mendapatkan nama, kemudian akan diangkat oleh Komite Eksekutif PSSI.
Sejauh ini, Mochamad Iriawan selaku Ketum PSSI masih belum menlontarkan sebuah nama untuk pengganti Ratu Tisha.
"Konyol jika Sekjen PSSI tidak paham bola dan hanya murni mengurusi administrasi," kata pengamat hukum olahraga Eko Noer Kristiyanto dikutip Kompas.id.
"Sekjen di federasi sepak bola harus paham atau pernah bersinggungan dengan sepak bola agar bisa membantu ketua umum menyelesaikan berbagai tugas besar yang dimiliki PSSI saat ini," ujar dia menambahkan.
Sementara Waketum PSSI, Cucu Soemantri, menjelaskan jika pengganti Ratu Tisha bakal membutuhkan proses panjang.
Pria yang juga menjabat Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) itu menegaskan, calon pengganti Ratu Tisha harus terlebih dahulu melewati mekanisme PSSI.
"Ada fit and proper test yang harus diikuti oleh sang calon. Tanpa kecuali. Setelah itu, harus ada persetujuan dari Komite Eksekutif PSSI," kata Cucu, Selasa (14/4/2020).
"Sekali lagi, menilik tanggung jawab dan tugasnya yang berat, wajar jika penentuan Sekjen PSSI itu harus melalui tahapan yang panjang dan detail," imbuh dia.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/04/15/20400088/peninggalan-ratu-tisha-pengamat-konyol-jika-sekjen-pssi-tidak-paham-bola