KOMPAS.com - Ratu Tisha Destria resmi mundur dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI.
Ratu Tisha mengumumkan pengunduran dirinya dari PSSI melalui akun Instagram pribadinya pada Senin (13/4/2020).
"Dear friends, hari ini Senin 13 April 2020, melalui surat, saya telah resmi mengundurkan diri dari posisi Sekretaris Jenderal PSSI," kata Tisha.
"Saya bersyukur pernah meraih kesempatan bekerja untuk melayani anggota PSSI, pemain, pelatih, wasit, match comissioner, instruktur, dan para pecinta sepak bola sejak 17 Juli 2017," imbuh dia.
Kecintaan Ratu Tisha terhadap sepak bola sudah tumbuh sejak ia berada di bangku sekolah hingga masa kuliah.
Ketika menempuh studi di Institut Teknologi Bandung (ITB), wanita kelahiran Jakarta, 30 Desember 1985 itu mulai mempelajari ilmu manajerial sepak bola.
Selepas lulus dari ITB pada 2008, Tisha kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil program Master di FIFA lima tahun berselang.
Saat itu, Tisha termasuk dalam 18 orang yang lolos seleksi FIFA dari 6.000 lebih pendaftar di seluruh dunia.
Berbekal pengalaman dan pendidikan itu, Tisha kemudian terpilih menjadi Sekjen PSSI pada 2017.
Sejak saat itu, Tisha membuat berbagai gebrakan untuk memajukan sepak bola Indonesia.
Pada tahun pertamanya sebagai Sekjen PSSI, Tisha mengeluarkan filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) yang menjadi kurikulum pembinaan pemain usia muda di Tanah Air.
Pada 2018, Tisha dan PSSI membidani kompetisi usia muda Pro Elite Academy (EPA) dan mewajibkan seluruh tim Liga 1 memiliki akademi usia muda.
Saat ini, ada tiga jenjang dalam kompetisi EPA, yakni U-16, U-18, dan U-20.
Puncak kerja keras Ratu Tisha yang merupakan Sekjen perempuan pertama di PSSI adalah ketika Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Selama mengemban jabatan sebagai Sekjen PSSI, Tisha mencurahkan semua energi yang ia miliki untuk memajukan sepak bola Indonesia.
Bahkan, Tisha mengatakan bahwa yang ada dalam hatinya hanyalah sepak bola.
"Jangan pernah berhenti untuk mendukung sepak bola Indonesia. Yakin selalu ada harapan bagi yang berdoa, selalu ada waktu yang tepat bagi yang bersabar dan selalu ada jalan bagi yang tidak pernah lelah berusaha."
"Pada suatu kesempatan dengan para sahabat, saya pernah berkata: 'hati saya, kalau dibelah, isinya hanya sepak bola," kata Ratu Tisha.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/04/13/18304538/ratu-tisha-hati-saya-kalau-dibelah-isinya-hanya-sepak-bola