KOMPAS.com - Mantan kapten timnas Brasil, Ricardo Kaka, menceritakan kisah terbaiknya selama berkiprah sebagai pesepak bola profesional.
Dalam perjalanan kariernya, dia sempat berganti seragam dari Sao Paolo ke AC Milan, lalu pindah ke Real Madrid, dan berakhir di klub asal Amerika Serikat, Orlando City.
Dari empat klub tersebut, Kaka berterus terang bahwa puncak masa keemasannya bersama Rossonerri, julukan AC Milan.
Saking cintanya dengan AC Milan, dia merasa benci kepada dirinya sendiri lantaran tak bisa membawa Rossonerri sesuai dengan harapannya.
Menurut Kaka, momen terbaiknya terjadi kala membela AC Milan ketika ia berhasil merengkuh gelar juara Liga Champions musim 2006-2007 dan Piala Dunia Antarklub tahun 2007.
Semasa membawa Milan juara Liga Champions, Kaka juga dinobatkan sebagai peraih Ballon d'Or edisi 2007.
"Saya tidak memiliki momen pribadi, tetapi sebagian besar momen terbaik dalam karier saya terjadi bersama AC Milan," ucap Kaka, dikutip dari laman Football Italia.
"Di sana saya meraih trofi Liga Champions pada 2007, Piala Dunia Antarklub, Ballon d'Or, dan penghargaan pemain terbaik FIFA," tutur dia menambahkan.
Namun, AC Milan ternyata bukan hanya menjadi wadah bagi momen terbaik Kaka.
Pemain yang memiliki nama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite itu juga merasakan momen terburuk bersama AC Milan.
Kaka menyebut bahwa kekalahan dari Liverpool pada final Liga Champions 2005 di Istanbul adalah momen terburuk dalam karier sepak bolanya.
"Istanbul pada tahun 2005. Tidak ada yang lebih menyakitkan dari itu," ujar Kaka.
Peristiwa dramatis "keajaiban di Istanbul" Liverpool saat final Liga Champions 2005 memang dikenal sebagai momen menyakitkan bagi para penggawa dan pendukung AC Milan.
Kala itu, skuad asuhan Carlo Ancelotti yang unggul 3-0 pada babak pertama justru tampak kewalahan kala laga memasuki babak kedua.
Keajaiban terjadi ketika pasukan The Reds, julukan Liverpool, hanya membutuhkan enam menit (54'-60') untuk menyamakan kedudukan Skor 3-3 bertahan hingga pemenang harus ditentukan melalui drama adu penalti.
Dari lima algojo AC Milan, hanya John Dahl Tomasson dan Kaka yang berhasil menjalankan tugas.
Adapun tiga penendang lainnya, Serginho, Andrea Pirlo, dan Andriy Shevchenko gagal mengeksekusi penalti.
Sementara itu, Liverpool sukses memenangi partai puncak lewat eksekusi penalti Dietmar Hamann, Djibril Cisse, dan Vladimir Smicer.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/04/04/12200098/cinta-dan-lara-ricardo-kaka-berseragam-ac-milan