KOMPAS.com - Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora, berencana memperpanjang larangan terhadap semua kompetisi olahraga termasuk Serie A, kasta tertinggi Liga Italia.
Keputusan tersebut mengingat korban virus corona atau Covid-19 di Italia terus meningkat.
Bahkan, hingga Minggu (29/3/2020) malam WIB, jumlah korban meninggal dunia di Italia mencapai 10.023 orang. Angka kematian itu menjadi yang tertinggi di dunia.
Berangkat dari hal tersebut, mau tak mau pemerintah setempat akan memperpanjang larangan semua agenda yang menimbulkan kerumunan, termasuk Liga Italia dan kompetisi olahraga lainnya.
"Memulai kembali pertandingan? tidak realistis," kata Vincenzo Spadafora menegaskan.
"Besok saya akan mengusulkan untuk memperpanjang larangan semua kompetisi olahraga, dari semua tingkat dan jenis, untuk sepanjang April," kata dia dikutip Antara News dari Reuters.
Seperti diketahui sebelumnya, Liga Italia mengalami penundaan sejak 9 Maret hingga 2 April.
Lebih lanjut, Vincenzo Spadafora menyebut larangan itu tidak sebatas kompetisi. Tetapi juga semua yang mendukung sebuah perhelatan laga olahraga seperti latihan rutin.
Pasalnya, sejauh ini pemerintah melarang adanya pertandingan. Sementara beberapa pelatihan masih diadakan.
"Setelah terjadi krisis ini, tidak ada yang bisa seperti sebelumnya," ujar dia menjelaskan.
Sejauh ini, jika melihat kondisi pihak berwenang Italia mengatasi wabah Covid-19, kritikan terus berdatangan.
Bek Inter Milan, Diego Godin bahkan mengecam otoritas sepak bola Italia yang memaksa pemain untuk tetap tampil di tengah pandemi virus corona.
Serie A, kasta teratas Liga Italia, diputuskan ditunda sampai 2 April 2020 sejak Selasa (10/3/2020).
Satu hari sebelumnya, Godin bersama Inter Milan melakoni pertandingan tertutup melawan Juventus dalam lanjutan pekan ke-26 Serie A di Stadion Allianz.
Kebijakan pertandingan tanpa penonton diambil Pemerintah Italia lima hari sebelum menerapkan status lockdown atau karantina wilayah.
"Kami terus dipaksa untuk tetap bermain sampai saat-saat terakhir," kata Godin dikutip dari situs Football Italia.
"Mereka memilih untuk terus melihat apakah kami dapat terus bermain, sampai situasinya menjadi tidak terkendali dan sistem kesehatan runtuh," ujar Godin.
Lebih lanjut, Godin menilai otoritas sepak bola Italia sangat lambat menghentikan kompetisi dan membuat pemain dalam keadaan berbahaya.
"Kami sempat bermain dan berlatih beberapa minggu sampai Daniele Rugani (Juventus) dinyatakan positif Covid-19. Sejak saat itu, baru semua kegiatan kami berhenti," kata Godin.
"Saya yakin ada pemain lain yang terinfeksi virus corona seusai pertandingan itu (Juventus vs Inter Milan). Untuk menghindari risiko, mereka meminta kami melakukan isolasi mandiri," ujar Godin menambahkan.
https://www.kompas.com/sports/read/2020/03/30/05200088/korban-covid-19-terus-meningkat-liga-italia-dkk-makin-suram