KOMPAS.com – Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menjalankan komunikasi risiko.
Prinsip-prinsip komunikasi risiko meliputi:
Dalam merumuskan pesan-pesan komunikasi risiko, audiens perlu dianalisis untuk mengetahui motivasi dan pandangan mereka.
Setelah mengetahui siapa yang menjadi audiensnya, maka kita dapat melakukan interaksi untuk mengetahui lebih lanjut mengenai karakteristik yang dimiliki target audiens.
Karakteristik tersebut diperlukan karena dalam merespon informasi umumnya manusia dipengaruhi oleh latar belakang dan karakteristik tempat manusia tersebut hidup.
Perilaku manusia didasari oleh motivasi atau dorongan, baik biologis ataupun dorongan dari lingkungan.
Dalam teori perilaku terencana, keinginan untuk mengambil suatu tindakan dipengaruhi oleh pengetahuan, keyakinan atas norma subyektif, dan keyakinan mengontrol sumber daya.
Mendengarkan semua pihak yang berkepentingan adalah bagian terpenting dalam komunikasi risiko.
Baca juga: Bencana Alam: Jenis, Penyebab dan Penanggulangannya
Dalam kapasitasnya sebagai pengkaji risiko, pakar ilmiah harus dapat menjelaskan konsep dan proses pengkajian risiko.
Mereka harus mampu menerangkan hasil pengkajian dan data ilmiahnya, serta asumsi dan pertimbangan obyektif yang menjadi dasar penjelasan, sehingga pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi risiko mampu memahami perihal risiko yang bersangkutan.
Sementara itu, komunikator risiko harus dapat menjelaskan bagaimana cara keputusan pengelolaan risiko tersebut dilakukan.
Untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan keahlian dari komunikator pesan risiko dalam menyampaikan informasi yang mudah dipahami dan mudah digunakan kepada semua pihak yang berkepentingan.
Pihak pengelola risiko dan pakar teknis belum tentu mempunyai kesediaan atau keterampilan untuk melaksanakan tugas komunikasi risiko yang kompleks, seperti memberikan respons terhadap kebutuhan berbagai audiens dan menyiapkan pesan efektif.
Maka dari itu, sedari awal proses komunikasi berlangsung perlu melibatkan ahli dalam komunikasi risiko. Keahlian tersebut mungkin harus dikembangkan melalui berbagai pelatihan dan pengalaman.
Baca juga: Tanggung Jawab Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Informasi yang berasal dari sumber terpercaya mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk memengaruhi persepsi masyarakat mengenai suatu risiko daripada informasi yang berasal dari sumber yang tidak terpercaya.