Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-jenis Reaktor Nuklir berdasarkan Reaksinya

Kompas.com - 24/10/2022, 18:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi 

 

KOMPAS.comReaktor nuklir adalah tempat atau alat pembuatan, pengaturan, dan penjagaan reaksi nuklir berantai agar kesinambungannya berlangsung pada laju yang tetap.

Sekarang ini reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Beberapa kalangan menyatakan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah cara yang aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik.

Penggunaan reaktor nuklir umumnya sangat dibatasi, karena mengingat standar keselamatannya yang sangat tinggi. 

Selain sebagai pembangkit tenaga listrik, reaktor nuklir juga digunakan untuk merekayasa suatu bibit agar menjadi bibit yang unggul.

Dalam perkembangannya reaktor nuklir memiliki berbagai macam jenis. Di antaranya adalah reaktor nuklir berdasarkan tipe reaksi nuklir.

Berdasarkan tipe reaksi nuklirnya, reaktor nuklir dibedakan menjadi dua jenis, yaitu reaktor nuklir fisi dan reaktor nuklir fusi.

Baca juga: Dampak Unsur Radioaktif: Bom Nuklir, Bahan Bakar dan Alat Medis

Berikut penjelasannya: 

Reaktor nuklir fisi

Reaktor nuklir fisi adalah rektor yang pertama kali dikembangkan. Semua PLTN komersial yang ada di dunia menggunakan reaksi nuklir fisi.

Pada umumnya reaktor jenis ini menggunakan bahan bakar nuklir uranium dan reaktor jenis ini akan menghasilkan plutonium, meskipun dimungkinkan juga menggunakan siklus bahan bakar.

Reaktor nuklir fisi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan energi neutron yang digunakan dalam proses fisi, yaitu: 

  • Reaktor thermal

Reaktor jenis ini menggunakan neutron lambat atau neutron thermal. Hampir semua reaktor yang ada saat ini adalah reaktor jenis reaktor thermal. Reaktor ini mempunyai bahan moderasi neutron yang dapat memperlambat neutron hingga mencapai energi termal.

Kemungkinan (probabilitas) lebih besar terjadinya reaksi fisi antara neutron termal dan bahan fisi seperti uranium 235, plutonium 239, plutonium 241, dan akan mempunyai kemungkinan lebih kecil terjadinya reaksi fisi  dengan uranium 238. 

Dalam reaktor jenis ini biasanya pendingin juga berfungsi sebagai moderator neutron, reaktor jenis ini umumnya menggunakan pendingin air dalam tekanan tinggi untuk meningkatkan titik didih air pendingin. 

Reaktor ini diwadahi dalam suatu tangki reaktor yang di dalamnya dilengkapi dengan instrumentasi pembuatan dan pengendalian reaktor, perlindungan radiasi, dan gedung containment.

Baca juga: Alasan ASEAN Ditetapkan sebagai Kawasan Bebas Nuklir

  • Reaktor cepat

Rektor jenis ini menggunakan neutron cepat untuk menghasilkan fisi dalam bahan bakar reaktor nuklir. Reaktor jenis ini tidak memiliki moderator neutron, dan menggunakan bahan pendingin yang kurang moderasi neutron. 

Untuk tetap menjaga agar reaksi nuklir berantai tetap berjalan maka diperlukan bahan bakar yang mempunyai bahan belah (fissile material) dengan kandungan uranium 235 yang lebih tinggi (lebih dari 20 persen). 

Reaktor cepat mempunyai potensi menghasilkan limbah transuranik yang lebih kecil karena semua aktinida dapat terbelah dengan menggunakan neutron cepat, namun reaktor ini sulit untuk dibangun dan mahal dalam pengoperasiannya.

Reaktor nuklir fusi

Reaktor nuklir fusi bekerja dengan menggabungkan dua atom ringan sehingga dihasilkan suatu energi. Akhir-akhir ini mulai dikembangkan reaktor jenis fusi baru.

Biaya riset untuk reaktor fusi sangat mahal. Fusi nuklir dapat menghasilkan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan, tingkat keamanan yang lebih baik, dan persediaan bahan baku yang melimpah. Reaktor fusi merupakan energi yang ramah lingkungan.

Baca juga: Perjanjian Senjata Nuklir: Isi, Pelanggaran, dan Posisi Indonesia

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com