Adapun perempuan melakukan kegiatan menabur benih di ladang yang sudah disiapkan, merawat rumah, dan melakukan kegiatan lain yang tidak memerlukan tenaga besar.
Pada masa bercocok tanam, mulai berkembang kepercayaan bahwa roh seseorang tidak lenyap pada saat meninggal dunia. Roh dianggap mempunyai kehidupan di alamnya sendiri.
Oleh karena itu, diadakan upacara pada waktu penguburan. Pemujaan roh leluhur maupun kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib menjadi adat kebiasaan masyarakat saat itu, yang kemudian disebut dengan animisme dan dinamisme.
Masa bercocok tanam di Indonesia dimulai bersamaan dengan berkembangnya kemahiran mengasah alat dari batu dan mulai dikenalnya teknologi pembuatan gerabah. Di zaman bercocok tanam, gerabah yang dibuat masih sangat sederhana.
Gerabah hanya dibuat dengan tangan tanpa bantuan roda pemutar seperti sekarang. Jenis benda yang dibuat dari tanah liat antara lain kendi, mangkuk, periuk belanga, dan manik-manik.
Baca juga: Zaman Batu: Pembagian Zaman dan Hasil Kebudayaan
Selain itu, pada zaman ini sudah dikenal perhiasan. Perhiasan di zaman bercocok tanam umumnya terbuat dari batu, tembikar, dan kulit kerang.
Di Indonesia, perhiasan banyak ditemukan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jenis perhiasan itu, antara lain gelang, kalung, manik-manik, dan anting-anting.
Selain itu, alat yang terbuat dari batu dan biasa diasah adalah beliung, kapak batu, mata anak panah, mata tombak, dan sebagainya. Di antara alat batu yang paling terkenal adalah beliung persegi.
Secara umum ciri-ciri sosial budaya masa bercocok tanam, yaitu:
Adapun ciri-ciri ekonomi masa bercocok tanam, yaitu:
Baca juga: Zaman Logam: Pembagian Zaman, Teknik dan Peralatan yang Dihasilkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.