Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obituari Masmimar Mangiang: Wartawan, Dosen, dan Sahabat Tersayang

Kompas.com - 30/06/2020, 20:05 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

 

Meme yang dibuat Masmimar Mangiang Meme yang dibuat Masmimar Mangiang
Guru tanpa gelar

Selain menulis, kegiatan lain yang ditekuninya tentu saja adalah mengajar.

Bang Mimar awalnya mengisi beberapa pelatihan. Ia kemudian ditarik menjadi dosen di Universitas Indonesia sejak tahun 1980.

Bang Mimar juga mengajar di Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) sejak tahun 1989.

Setelah melanglang buana sebagai wartawan dan menjadi dosen, Bang Mimar sempat ditawari untuk melanjutkan studinya di FH UI.

Agaknya ia sudah terlalu nyaman dan tak membutuhkan gelar apapun. Pengalamannya puluhan tahun di lapangan dan ruang redaksi melampaui kebesaran titel dan pendidikan tinggi manapun yang pernah saya ketahui.

Ia menjadi saksi sejarah dari banyak peristiwa besar di negeri ini. Mulai dari Malari, Reformasi, hingga kasus Ahok.

Meski bukan sarjana, Bang Mimar mengirim ratusan, bahkan mungkin ribuan mahasiswa menjadi sarjana.

Lebih dari itu, Bang Mimar menjadikan kami pembelajar yang rendah hati, pekerja yang ulet, serta penulis yang pandai berbahasa.

Kuliah bersama Bang Mimar selalu menyenangkan. Mahasiswa tak cuma belajar bagaimana menulis yang benar. Ia mengajarkan berbahasa dengan rasa dan kepekaan.

Lewat cerita-cerita masa mudanya, ia mengajari kami bagaimana wartawan seharusnya bekerja. Wartawan harus teliti, tidak boleh salah, dan tidak boleh kehabisan akal.

"Wartawan tak punya alasan buat telat melapor kecuali S dan M (sakit dan meninggal)," katanya ketika memprotes tulisan di Kompas.com yang telat.

Bagi saya, Bang Mimar juga seorang kakak dan sahabat yang hangat, perhatian, dan menghibur. Hari-hari tuanya diisi dengan pertemuan dengan teman-temannya dan mantan mahasiswanya.

Ia adalah pencerita yang ulung baik lewat tulisan maupun lisan. Ingatannya luar biasa.

Selain itu ia juga bisa melukis, bermain biola, hingga membuat perhiasan.

Tulisan ini terlalu pendek untuk menggambarkan betapa kerennya sosok Bang Mimar.

Kalau ia membaca tulisan ini, boleh jadi ia juga kesal melihat betapa buruknya kemampuan menulis saya. Hehehe, saya pasti akan belajar terus, Bang.

Yang pasti, kami semua bangga bisa mengenal dan diajar Bang Mimar. Bagi yang tak sempat mengenalnya, tengoklah akun Facebook dan notes yang ditulisnya. Materi kuliah darinya akan saya coba tulis di Kompas.com.

Selamat beristirahat, Bang. Kam sia...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com