KOMPAS.com - Mobilitas berasal dari kata latin mobilis artinya mudah dipindahkan.
Mobilitas sosial atau gerak sosial didefinisikan perpindahan orang atau kelompok dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain.
Dalam buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna Irawati, seseorang mengalami perubahan status sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah.
Bisa juga seseorang tersebut hanya berpindah peran saja tanpa mengalami perubahan kedudukan (status) sosialnya.
Pengertian mobilitas sosial menurut Kimball Young dan Raymond W Mack adalah suatu gerak dalam struktur sosial.
Misalnya, seorang guru beralih menjadi pemilik toko buku atau seseorang yang pindah temopat kerja karena gaji yang lebih tinggi, maka dirinya melakukan gerak sosial.
Baca juga: Mensos Resmikan Loka Rehabilitasi Sosial di Takalar dan Salurkan Bansos Sembako
Pengertian mobilitas sosial dalam sosiologi terdiri atas berbagai hal, di antaranya:
Dari arah mobilitas sosial yang berlangsung terbagi menjadi dua, yaitu:
Mobilitas sosial baik yang berlangsung dalam satu generasi maupun dari satu generasi ke generasi lainnya.
Mobilitas yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya disebut mobilitas segenarasi.
Di masyarakat terdapat beberapa faktor yang menentukan terjadinya mobilitas sosial, sebagai berikut:
Faktor yang menentukan jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang harus diisi dan kemudahan untuk memperolehnya. Beberapa faktornya adalah:
Setiap masyarakat memiliki pola dan ciri tersendiri dalam menentukan kedudukan seseorang. Bahkan secara individu juga memiliki kedudukan sosialnya masing-masing.
Misalnya masyarakat yang bekerja di bidang pertanian dan kehutanan memiliki kedudukan yang biasanya berbeda.
Baca juga: Media Sosial Rentan Bikin Baper, Coba 4 Cara Detoks Berikut
Negara yang memiliki tingkat kelahiran tinggi akan sulit melakukan mobilitas sosial vertikal naik, dibandingkan dengan masyarakat atau negara dengan tingkat kelahiran rendah.
Rendahnya kelahiran, biasanya memberi kesempatan masyarakat lapisan bawah untuk menempati kedudukan sosial pada lapisan menengah atau lapisan atas.
Di negara berkembang memiliki dua tipe ekonomi yang berbeda, yaitu:
Pada masyarakat yang memiliki sistem sosial terbuka, akan mengalami mobilitas sosial vertikal naik yang sulit. Karena kesempatan yang sempit.
Baca juga: Pendidikan Mampu Mengubah Status Sosial, Fakta atau Harapan?
Berbeda dengan Indonesia, meski memiliki sistem sosial yang terbuka, Indonesia membuka kesempatan setiap warganya untuk meraih keberhasilan.
Hal tersebut dijamin oleh Pasal 27 UUD 1945 yang berisi sebagai berikut:
Selain faktor struktur, terdapat faktor individu yang juga berpengaruh dalam menentukan siapa yang akan mencapai kedudukan tinggi.
Beberapa faktor tersebut yaitu:
Bakat yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, sehingga kesempatan untuk memiliki kedudukan yang tinggi juga berbeda.
kemampuan tersebut tergantung dengan usaha yang dilakukan. Perbedaan kemampuan menjadi faktor yang cukup penting untuk menghasilkan keberhasilan hidup dan mobilitas sosial.
Baca juga: Ragam Rumah Jawa, Simbol Status Sosial
Untuk meningkatkan masa depan mobilitas sosial dapat melakukan dua hal berikut:
Terdapat dua hal perilaku yang menghambat terjadinya mobilitas sosial vertikal naik, sebagai berikut:
Pola kesenjangan nilai, memercayai nilai yang diakuinya tetapi yang bersangkutan tidak melakukan usaha untuk mencapainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.