Perubahan Wujud yang Terjadi pada Pembuatan Es Krim

KOMPAS.com – Es krim adalah salah satu makanan yang banyak digemari. Pembuatan es krim menggunakan prinsip perubahan wujud. Berikut adalah penjelasan perubahan wujud yang terjadi pada pembuatan es krim!

Es krim adalah campuran heterogen yang terdiri dari cairan, padatan, dan juga gas berupa udara.

Gula, susu, lemak (dalam bentuk krim), air, dan udara dicampurkan dalam membuat es krim dan membuat campuran heterogen yang terlihat seperti cairan krim.

Seperti yang kita ketahui, air membeku pada suhu 0 °C. Namun, ketika ditambahkan gula, susu, lemak, akan terjadi penurunan titik beku pada air (sesuai dengan sifat koligatif).

Dilansir dari American Chemical Society, es krim umumnya akan membeku pada suhu – 3 °C karena adanya zat terlarut yang menurunkan titik bekunya.

Es krim kemudian didinginkan akan mengalami perubahan wujud menjadi padat atau mengalami pembekuan (kristalisasi).

Air dalam es krim kemudian akan membeku membentuk kristal-kristal es berukuran kecil.

Dilansir dari Chemistry LibreTexts, kristal es kecil ini memberikan tekstur yang halus dan meleleh pada es krim.

Adanya zat pngemulsi dalam es krim tidak hanya menyatukan air dan lemak, namun juga mencegah terbentuknya kristal es besar.

Kristal es besar dapat membuat es krim menjadi kasar dan terlalu keras. Keberadaan udara dalam es krim juga turut mengurangi kekerasan pada es krim.

Dilansir dari Scientific American, udara membentuk sekitar 30 hingga 50 persen volume akhir es krim dan meringankan rasa dingin juga memberikan kekenyalan pada es krim.

Udara tersebut terperangkap dalam bentuk gelembung pada es krim ketika membeku.

Es krim akan tetap membeku selama berada di lemari pendingin. Namun ketika dikeluarkan dari lemari pendingin, es krim mengalami kenaikan suhu.

Kenaikan suhu membuat es krim kembali mengalami perubahan bentuk dari padat menjadi cair. Inilah mengapa es krim mencair ketika dikeluarkan dari lemari pendingin.