Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Bukti Penderita Tumor Ovarium Langka di Mesir Kuno

Kompas.com - 09/11/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para arkeolog menemukan sebuah temuan langka saat melakukan penggalian di pemakaman Mesir kuno.

Mereka menemukan bukti tumor ovarium di panggul seorang wanita yang meninggal lebih dari tiga milenium lalu.

Tumor berupa massa tulang dengan dua gigi. Ini merupakan contoh teratoma tertua yang diketahui, jenis tumor langka yang biasanya ditemukan di ovarium atau testis.

Melansir Cleveland Clinic, teratoma bisa bersifat jinak atau ganas dan biasanya terdiri dari berbagai jaringan, seperti otot, rambut, gigi atau tulang.

Teratoma dapat menyebabkan nyeri dan bengkak dan jika pecah dapat membuat infeksi. Saat ini, prosedur pengangkatan tumor adalah pengobatan yang umum.

Baca juga: Kitab Orang Mati Mesir Kuno Ditemukan Bersama Mumi Berusia 3500 Tahun

Temuan tertua

Mengutip Live Science, Rabu (8/11/2023) temuan tumor ovarium terbaru di pemakaman periode Kerajaan Baru di Amarna, Mesir merupakan temuan teratoma tertua yang diketahui dan kasus kuno pertama yang ditemukan di Afrika.

Kasus teratoma lain dalam catatan arkeologis di temukan di Eropa dan Peru.

Amarna yang didirikan sekitar tahun 1345 SM sendiri adalah kota yang terletak di tepi timur Sungai Nil, sekitar setengah jalan antara kota Kairo dan Luxor.

Tempat ini berfungsi sebagai pusat pemujaan firaun Akhenaten terhadap dewa matahari Aten dan sekaligus kerajaannya.

Meski kota memiliki kuil, istana, dan bangunan lain yang mendukung populasi sekitar 20.000 hingga 50.000 jiwa, kota ini ditinggalkan dalam satu dekade setelah Akhenaten meninggal pada tahun 1336 SM.

Dalam sebuah penggalian di salah satu makam di Pemakaman Gurun Utara, peneliti menemukan kerangka seorang wanita berusia 18 hingga 21 tahun yang dibungkus dengan tikar serat tumbuhan.

Ia dimakamkan dengan sejumlah barang kuburan, termasuk cincin berhiaskan sosok Bes, dewa yang sering dikaitkan dengan persalinan, kesuburan, dan perlindungan.

Selama penggalian, para arkeolog melihat sesuatu yang tidak biasa di panggul wanita itu: sebuah massa tulang, seukuran buah anggur besar, dengan dua cekungan berisi gigi yang cacat.

Gretchen Dabbs, ahli bioarkeologi di Southern Illinois University Carbondale, dan rekannya berpendapat temuan itu mengindikasikan teratoma ovarium.

Cincin berhiaskan sosok Bes di tangan jenazah wanita mungkin juga mengisyaratkan bahwa ia meminta perlindungan dari dewa Bes untuk melindunginya dari rasa sakit atau gejala lain namun bisa juga membantu upaya untuk hamil dan melahirkan anak.

Allison Foley, ahli bioarkeologi di College of Charleston di Carolina Selatan yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan ini merupakan temuan yang penting karena teratoma sangat jarang terindentifikasi secara arkeologis.

Baca juga: Seperti Apa Sisa Anggur Berusia 5.000 Tahun dari Mesir Kuno?

Sementara, Dabbs saat ini sedang dalam proses melakukan analisis komprehensif terhadap sejumlah kerangka yang digali di Pemakaman Gurun Utara di Amarna pada tahun sebelumnya.

Penelitian berkelanjutannya bertujuan untuk mengeksplorasi potensi hubungan biologis di antara individu-individu yang dikebumikan di sana.

Selain itu, seperti ditulis di Ancient Origins, ada rencana untuk menggali lebih dalam pemakaman Mesir lalinnya yang menampilkan benda-benda yang berpotensi memiliki makna magis-medis.

Ini akan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai praktik dan kepercayaan kuno seputar kesehatan dan kesejahteraan di Mesir kuno.

Studi dipublikasikan di International Journal of Paleopathology.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com