Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nanti Malam, Ada Bulan Purnama Strawberry dan Gerhana Bulan Penumbra

Kompas.com - 05/06/2020, 13:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika cuaca mendukung nanti malam, masyarakat Indonesia dapat melihat dua fenomena langit yang sangat indah.

Kedua fenomena langit tersebut adalah strawberry full moon atau bulan purnama strawberry dan gerhana bulan penumbra (GBP).

Fenomena apakah itu?

Berikut penjelasan ahli untuk masing-masing fenomena langit malam nanti.

Baca juga: Minggu Ini Ada Perigee hingga Bulan Purnama Strawberry, Catat Tanggalnya

1. Bulan purnama strawberry

Ilustrasi bulan strawberry atau strawberry moonSHUTTERSTOCK/KAI AYASE Ilustrasi bulan strawberry atau strawberry moon

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging mengatakan, strawberry full moon adalah bulan purnama biasa yang terjadi pada bulan Juni.

Pada fenomena ini, Bulan akan terletak di belakang bumi bila dilihat dari matahari dan wajahnya akan sepenuhnya disinari cahaya matahari.

Puncak fase ini terjadi pada pukul 02.12 WIB, pada jarak 369.005 kilometer dari pusat bumi.

Bulan purnama ini dapat disaksikan di seluruh wilayah di Indonesia, terutama dari arah Barat Daya.

Emanuel menyebutkan, Anda tidak perlu membayangkan bahwa bulan purnama ini akan berwarna merah seperti buah strawberry pada umumnya.

"Iya tidak ada hubungannya (penampakan warna merah dan strawberry full moon)," kata Emanuel kepada Kompas.com, Jumat (5/6/2020).

Sebab, strawberry full moon hanyalah istilah, yang dipakai sebagai isyarat bahwa bulan purnama pada bulan Juni adalah pertanda buah strawberry di suku Amerika sudah matang dan siap dipanen.

2. Gerhana bulan penumbra (GBP)

Foto atau wajah gerhana bulan penumbra Sabtu (11/1/2020) pukul 01.45 WIBKomunitas Pecinta Langit Timor Foto atau wajah gerhana bulan penumbra Sabtu (11/1/2020) pukul 01.45 WIB
Gerhana bulan penumbra (GBP) terjadi ketika bulan melewati bayangan sebagian bumi atau penumbra. Selama gerhana ini, bulan akan sedikit lebih gelap dari biasanya.

"Secara pengamatan, (penampakan bulan) tidak segelap gerhana bulan karena hanya gerhana semu," kata dia.

Gerhana bulan penumbra ini merupakan kondisi bumi menutupi bulan pada bayang semu saja, dan berbeda dengan gerhana parsial yang akan menutup keseluruhan bulan.

Gerhana akan terlihat di sebagian besar Eropa, Afrika, Asia, Australia, Samudera Hindia, dan Australia.

Begitupun di Indonesia, GBP ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia jika cuaca mendukung.

GBP ini terjadi pada (6/6/2020), pukul 00.45 WIB dan puncaknya pukul 02.24 WIB, dan berakhir pada pukul 04.04 WIB.

Dikarenakan GBP ini terjadi bersamaan dengan bulan purnama, astronom amatir Marufin Sudibyo menuturkan meski dapat diamati dari seluruh Indonesia, akan cukup sulit melihat GBP ini.

"Sangat sulit dibedakan (fenomena GBP) dengan bulan purnama biasa jika tidak memakai alat bantu optik," ujar dia.

Oleh sebab itu, Anda memerlukan teleskop agar dapat diidentifikasi bagian paras bulan yang menggelap sedikit karena gerhana.

Baca juga: Fenomena Bulan Bercincin Saat Pandemi Corona, Ini Penjelasan LAPAN

Bulan purnama besar atau Supermoon terlihat dengan latar depan menara seluler di Padang, Sumatera Barat, Rabu (6/5/2020) malam. Fenomena Supermoon atau ketika bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan bumi itu yang terakhir di tahun 2020 dan dapat disaksikan mulai Rabu (6/5/2020) hingga tiga hari ke depan.ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA Bulan purnama besar atau Supermoon terlihat dengan latar depan menara seluler di Padang, Sumatera Barat, Rabu (6/5/2020) malam. Fenomena Supermoon atau ketika bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan bumi itu yang terakhir di tahun 2020 dan dapat disaksikan mulai Rabu (6/5/2020) hingga tiga hari ke depan.

Pengaruh kedua fenomena langit malam nanti

Menurut Emanuel, secara ilmiah tidak begitu banyak pengaruhnya kedua fenomena yang kebetulan terjadi bersamaan di bulan Juni 2020 ini.

Selain, siklus-siklus pasang surut air laut. Fenomena ini bisa menjadi edukasi dan wawasan bagi masyarakat tentang fenomena antariksa.

Kedua fenomena ini tidak sering terjadi bersamaan seperti kondisi dini hari nanti, atau tidak ada hubungannya antara strawberry full moon dan gerhana bulan penumbra.

"Dini hari nanti adalah gerhana bulan penumbra, karena kebetulan jatuh di bulan Juni, maka disebut sebagai strawberry, jadi memang kebetulan saja," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com