Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peneliti Kembangkan Vaksin Covid-19 Tablet yang Bisa Diminum, Diklaim Mampu Tingkatkan Antibodi

KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 eksperimental berbentuk tablet, menunjukkan hasil awal yang cukup menjanjikan. Disebutkan bahwa vaksin tablet tersebut, dapat meningkatkan antibodi pada sejumlah peserta dalam uji coba awal.

Berdasarkan laporan yang telah dipublikasikan di medRxiv pada 19 Juli 2022, para peneliti melibatkan 35 sukarelawan sehat yang menerima vaksin Covid-19 tablet.

Beberapa di antaranya diberikan dosis tunggal rendah (1x1010 IU), atau tinggi (5x1010 IU), sementara 5 orang lainnya menerima dua dosis yang rendah.

Menurut Vaxart, perusahaan bioteknologi yang berpusat di San Fransisco Selatan, California, vaksin oral atau yang bisa diminum itu dapat ditoleransi dengan baik. Pihaknya juga menyampaikan, vaksin Covid-19 ini akan seperti pil pada umumnya.

Mereka menjelaskan, bahwa vaksin yang saat ini telah disetujui bertujuan untuk menginduksi antibodi dalam darah.

Sedangkan, tablet tersebut menginduksi antibodi di mukosa, jaringan yang melapisi hidung dan saluran udara. Mukosa merupakan garis pertahanan pertama bagi tubuh melawan virus.

"Terlepas dari banyaknya vaksin yang ampuh untuk strain awal SARS-CoV-2 di Wuhan, vaksin ini tidak menginduksi kekebalan mukosa yang kuat, menawarkan perlindungan terbatas terhadap infeksi terobosan dan replikasi di saluran pernapasan," ungkap tim dalam studi vaksin oral berbentuk tablet untuk cegah Covid-19.

Adapun sampel hidung dan air liur menunjukkan, setengah dari peserta penelitian memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi, daripada orang yang telah memiliki antibodi akibatinfeksi Covid-19 sebelumnya.

"Hampir setengah dari sukarelawan menunjukkan peningkatan antibodi yang bertahan lama, dan mampu mengikat varian virus Delta dan Omicron yang menyebabkan Covid-19," kata para peneliti dilansir dari Reuters, Kamis (21/7/2022).

Selain itu, kapasitas antibodi penetral dari vaksin Covid-19 tablet juga diklaim berlangsung selama enam bulan lamanya.

"Mayoritas penerima vaksin (tablet) mengalami peningkatan IgA sekretorik mukosa yang sangat reaktif terhadap semua virus corona (penyebab Covid-19) yang diuji, dan bertahan hingga 360 hari," imbuh peneliti.

Para peneliti menyoroti masih sulitnya distribusi vaksin ke seluruh dunia terutama negara berpenghasilan rendah. Sehingga, mereka mencetuskan ide dengan mengembangkan vaksin yang dapat diminum.

Guna keberlangsungan studi di masa yang akan datang, mereka mengatakan bahwa penelitian lebih besar dan dirancang khusus untuk menguji efektivitas vaksin oral masih diperlukan.

Termasuk penelitian untuk menguji, apakah yang disebut vaksin akan bekerja dengan baik pada orang yang telah menerima vaksin mRNA dari Pfizer-BioNTech maupun Moderna.

Studi vaksin Covid-19 tablet pada hewan 

Sebuah penelitian yang dilakukan pada hewan telah menemukan vaksin Covid-19 yang dikembangkan untuk diberikan secara oral tidak hanya melindungi melawan virus corona, tetapi juga mengurangi penyebaran virus SARS-CoV-2 di udara kepada orang lain. 

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine, menyatakan vaksin mampu untuk menetralkan virus melalui jaringan mukosa, membatasi infeksi dan penyebaran di udara.

Dilansir dari Wion News, Senin (9/5/2022) alam studi yang menggunakan hamster untuk percobaan, vaksin menginduksi respons antibodi kuat dalam darah serta paru-paru.

Ketika hewan terpapar virus corona, mereka dilaporkan mengalami gejala ringan serta memiliki jumlah virus infeksi yang lebih rendah di hidung dan paru-paru dibandingkan hamster yang tidak divaksinasi.

Akibatnya, hamster yang diberikan vaksin oral tidak menyebarkan banyak virus melalui paparan udara. 

“Mengingat sebagian besar dunia kekurangan imuniasis, terutama pada anak-anak, kemungkinan orang yang divaksinasi dan terinfeksi dapat menyebarkan Covid ke keluarga atau masyarakat yang tidak diimunisasi, menimbulkan risiko kesehatan masyarakat," ungkap Stephanie N Langel, peneliti dari Duke University Medical Center di Amerika Serikat. 

Dia berkata, mengembangkan vaksin tersebut tidak hanya akan bermanfaat untuk melindungi terhadap penyakit tetapi juga mengurangi risiko penularan virus ke orang yang tidak divaksinasi.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/23/090200923/peneliti-kembangkan-vaksin-covid-19-tablet-yang-bisa-diminum-diklaim-mampu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke