Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan di AS Mengembangkan Vaksin yang Diklaim Mampu Lawan Virus Nipah dalam Waktu Singkat

KOMPAS.com - Sekelompok ilmuwan di University of Texas, Amerika Serikat (AS) telah mengembangkan vaksin yang dapat melindungi seseorang dari infeksi virus Nipah.

Vaksin Nipah ini, kata mereka, dapat bekerja secara efektif dan memberikan perlindungan dalam waktu tiga hari setelah penyuntikan.

Dalam penelitiannya, para ilmuwan melakukan eksperimen kepada monyet hijau Afrika dengan menyuntikkan vaksin sekitar tiga sampai tujuh hari sebelum hewan ini dipaparkan virus Nipah.

Menurut studi yang telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), semua monyet yang divaksinasi terlindungi dari penyakit mematikan itu.

Kemudian, didapati pula sebanyak 67 persen hewan yang divaksinasi tiga hari sebelum terpapar virus mendapat perlindungan sebagian.

"Penyuntikan vaksin eksperimental diketahui aman, imunogenik, dan efektif untuk melindungi monyet dari infeksi virus Nipah yang diberikan segera setelah vaksinasi," ujar penulis studi dari Departemen Mikrobiologi dan Imunologi di University of Texas, Thomas W Geisbert.

Dilansir dari Times of India, Rabu (16/3/2022) Nipah adalah virus yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus ini menyebar melalui makanan yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan seseorang yang sudah terpapar.

“Studi-studi ini merupakan langkah awal yang menggembirakan terkait keamanan dan potensi kemanjuran vaksin dalam skenario wabah," lanjutnya.

Geisbert menambahkan bahwa penelitian di masa depan masih diperlukan untuk mengidentifikasi dosis yang dibutuhkan seseorang, agar dapat melawan virus Nipah secara optimal, dan melihat respons imun yang dipicu vaksin.

Sama seperti Covid-19, infeksi virus Nipah menyebar melalui droplet atau percikan air liur seseorang yang sudah terinfeksi. Akan tetapi, virus Nipah diketahui jauh lebih mematikan dibandingkan Covid-19.

Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Nipah adalah salah satu jenis virus yang paling mungkin menyebabkan pandemi selanjutnya.

Sementara itu, virus Nipah telah mewabah di India dalam empat tahun terakhir. Hingga kini, tercatat hampir 20 kasus kematian termasuk seorang anak laki-laki berusia 12 tahun di India akibat infeksi virus.


Beberapa vaksin juga sebelumnya telah diciptakan dan diujicoba kepada hewan untuk melindunginya dari virus Nipah yang mematikan, di mana sebagian besar penelitian menilai kekebalan ini terbentuk satu bulan setelah vaksinasi.

Lantaran belum adanya vaksin Nipah yang disetujui untuk manusia, keberadaan vaksin yang telah dikembangkan para ilmuwan di Amerika Serikat mungkin menjadi harapan baru.

"Untuk menahan dan mengendalikan wabah, diperlukan vaksin yang dapat dengan cepat memberikan perlindungan dalam hitungan hari daripada bulan," kata Geisbert.

Tim imuwan menjelaskan setidaknya delapan vaksin Nipah sedang diuji pada hewan, termasuk vaksin yang dikembangkan oleh peneliti dari Oxford University.

Adapun vaksin eksperimental ini menggunakan virus dari famili yang sama dengan virus rabies, dan telah dimodifikasi sehingga tidak menimbulkan efek samping. Hal ini dilakukan agar protein yang tidak berbahaya dapat dikirimkan menuju sel di dalam tubuh.

Nantinya, setelah berada di dalam tubuh sel-sel akan menunjukkan protein di permukaannya agar sistem kekebalan mengenalinya. Proses ini akan memicu respons imun di mana antibodi dan sel T dilepaskan.

"Tubuh kemudian menyimpan memori dari proses ini, sehingga tahu bagaimana menangani virus Nipah di masa depan," tulis tim dalam studinya.

Viris Nipah diidentifikasi pada kelelawar buah sebagai inangnya, untuk kemudian menyebarkan penyakit ke hewan lain seperti babi, anjing, kucing, serta kambing.

Sejauh ini, terdapat sekitar 700 kasus yang dilaporkan sejak virus pertama kali ditemukan di Malaysia pada 1999, sehingga dapat dikatakan wabah Nipah jarang terjadi.

Kendati begitu, WHO menyatakan virus Nipah diangap sebagai permasalah kesehatan masyarakat karena menginfeksi berbagai hewan dan menyebabkan penyakit parah hingga kematian pada manusia.

Sementara, badan kesehatan global menyamakan virus Nipah di samping penyakit mematikan yang mengancam seperti Ebola, demam Lassa, Zika, demam berdarah Krimea-Kongo, hingga demam Lembah Rift.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/17/160300123/ilmuwan-di-as-mengembangkan-vaksin-yang-diklaim-mampu-lawan-virus-nipah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke