Parapuan.co - Memiliki anak memanglah merupakan sebuah anugerah bagi pasangan suami istri.
Akan tetapi, tidak semua pasangan ingin segera memiliki anak setelah menikah.
Atau mungkin ada pasangan yang hanya ingin memiliki satu atau dua anak saja.
Untuk itu, penting merencanakan kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi menjadi hal yang penting untuk merencanakan kehamilan.
Pasalnya, kehamilan yang tidak direncanakan bisa berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan bayinya di masa mendatang.
Baca Juga: Sebelum Menggunakan Pil KB, Wajib Tahu 7 Fakta Pil Kontrasepsi Ini
Kepala BKKBN Dr. dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG.(K) dalam sambutannya pada webinar perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia 2021 yang diselenggarakan oleh DKT Indonesia, Rabu (29/9/2021), mengungkapkan bahwa total peserta aktif KB di Indonesia saat ini mencapai 36.8 juta jiwa.
Namun, hanya 57% dari perempuan usia subur 15-49 tahun yang telah menikah yang menggunakan metode kontrasepsi modern, dan ada sekitar 34% pengguna KB berhenti menggunakan kontrasepsi karena alasan efek samping.
Hal ini membuat perlunya peningkatan komunikasi informasi dan edukasi mengenai pentingnya penggunaan kontrasepsi dan penjelasan miskonsepsi terhadap efek samping kontrasepsi yang perlu ditingkatkan lagi di masyarakat.
Berbicara tentang edukasi penggunaan kontrasepsi, President Director DKT Indonesia, Juan Enrique Garcia dalam sambutannya pada webinar Hari Kontrasepsi Sedunia 2021 menjelaskan bahwa untuk peningkatan akses penggunaan kontrasepsi telah diusahakan.
Tiga hal utama untuk peningkatan akses terhadap penggunaan kontrasepsi tersebut antara lain:
1. Edukasi dan komunikasi ke masyarakat melalui iklan layanan masyarakat
Mendorong pria di Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam program KB dan menggunakan kondom/melakukan vasektomi melalui kampanye “Pria Ber-KB Itu Keren” yang berkolaborasi dengan BKKBN.
Seperti yang diketahui bahwa saat ini kesadaran akan kesehatan reproduksi khususnya bagi kaum pria di Indonesia masih sangat rendah, terbukti hanya 3,62% laki-laki yang menggunakan alat kontrasepsi.
Selain itu, DKT Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Bidan Indonesia untuk mempromosikan pentingnya program KB untuk mencegah stunting.
2. Inovasi tanpa henti
DKT Indonesia terus menunjukkan inovasi tanpa henti dengan menyediakan berbagai metode kontrasepsi yang disesuaikan dengan gaya hidup dan kondisi kesehatan masyarakat.
Misalnya, baru-baru ini DKT meluncurkan kontrasepsi suntik dua bulan pertama di Indonesia Andalan Gestin F2, dan kontrasepsi oral dengan manfaat kecantikan kulit, Pil KB Elzsa.
Selain itu, DKT adalah satu-satunya pemasok di Indonesia yang menyediakan IUD postpartum dan IUD Sleek untuk rahim pendek untuk memastikan tingkat ekspulsi yang lebih rendah.
3. Menyediakan layanan telemedicine yang dapat diakses dengan mudah dan gratis
DKT Indonesia memperkenalkan Halo DKT sebagai layanan telemedicine gratis yang berfokus dalam konsultasi keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
Setiap bulan, Halo DKT menerima lebih dari 1.000 konsultasi kesehatan dari masyarakat yang mencari layanan informasi mengenai kontrasepsi dan kesehatan reproduksi dari dokter dan bidan.
Selain itu, DKT memperkenalkan fitur terbaru yaitu, Halo DKT Virtual Assistant "Bidan Nissa," yang akan membantu lebih banyak orang dengan konsultasi keluarga berencana melalui Whatsapp.
“Kami berharap dengan memperkenalkan Virtual Assistant Halo DKT ‘Bidan Nissa’, kami dapat melayani dan menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia untuk menjawab pertanyaan kesehatan reproduksi dan KB,” ungkap President Director DKT Indonesia menambahkan.
Selain itu, ditemui pada webinar yang sama Kalis Mardiasih, selaku Aktivis Perempuan dan Pengamat Isu Kespro mengungkapkan soal kebingungan orang terkait pendidikan seks yang dianggap tabu.
“Di tengah budaya yang menabukan pendidikan seks, sering kali orang jadi kebingungan ketika mau membuat keputusan terkait dengan kesehatan seksual dan reproduksi masing-masing," ujar Kalis Mardiasih.
"Pendidikan seksual yang komprehensif sudah banyak diterapkan di negara-negara maju, namun masih sangat sulit diperoleh di Indonesia," tambahnya.
Menurutnya, hal-hal itu sebenarnya bisa dilakukan dengan cara sederhana.
"Padahal, hal-hal sesederhana seperti cara menunda kehamilan, mengatur jarak kelahiran anak, dan mencegah penyebaran infeksi menular seharusnya dijadikan pengetahuan dasar," terang Kalis.
Baca Juga: 8 Jenis Alat Kontrasepsi yang Bisa Jadi Pilihan untuk Menunda Momongan
Lebih lanjut, BKKBN memberikan imbauan bagi pasangan usia subur pada masa pandemi ini terkait dengan perencanaan keluarga, antara lain:
(*)