Parapuan.co - Meskipun vaksin sudah diberlakukan, masker merupakan salah satu protokol kesehatan yang wajib untuk selalu dipakai.
Vaksinasi tak dapat sepenuhnya ampuh dalam mengatasi masuknya virus Corona.
Untuk itu, masker masih merupakan barang yang penting untuk dipakai saat bepergian.
Baca Juga: Bisa Dilakukan di Rumah, Ini 10 Cara Jitu Mencegah Vaginosis Bakterial
Menurut dr. Dirga Sakti Rambe M.Sc, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan juga Vaksinolog mengatakan bahwa pencegahan Covid-19 merupakan hal utama yang bisa kita lakukan karena belum adanya obat untuk Covid-19.
Secara teoretis, dr. Dirga mengatakan bahwa untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity), vaksinasi harus dilakukan pada minimal 70% populasi penduduk.
"Yang artinya harus 191,5 juta orang divaksinasi. Tapi sayangnya cakupan vaksinasi kita yang pertama ya, yang baru suntikan pertama, itu baru 11 persen," jelas dr. Dirga dalam Konferensi Pers SOS pada Kamis (17/6/2021).
Angka ini masih sangatlah rendah. Bahkan yang sudah lengkap vaksinasi dr. Dirga mengatakan baru 6,3 persen.
"Belum kalau kita bicara vaksinasi pada lansia yang ternyata perkembangannya sangat kurang," tambahnya lagi.
Alasan pertama, capaian vaksinasi di Indonesia masih sangatlah rendah.
Ia juga mengatakan bahwa tidak ada 100 persen vaksin yang benar-benar efektif.
"Vaksinasi harus bersama dengan (penerapan) 3M. Jadi bukan kalau sudah vaksin kita bebas ngumpul-ngumpul, tidak. Karena kita ingin melakukan semua upaya pencegahan yang kita bisa agar tetap terlindungi secara optimal," ujar dr. Dirga.
Menggunakan masker terbukti sangat efektif dalam mencegah penularan. Namun, hal tersebut bergantung pada jenis dan cara penggunaan masker.
Masker medis terbukti masih paling efektif, jika digunakan dengan tepat.
Saya menyarankan untuk mengganti masker maksimal 6 jam, atau ganti segera
setelah masker sudah basah atau kotor”, tambah Dirga.
Selain patuh pada protokol kesehatan, tentunya perlu dibarengi pula dengan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat).
Baca Juga: Destinasi Wisata Kota Auckland, Kota Paling Layak Huni di Dunia
Kamu bisa gunakan produk kebersihan yang sudah teruji klinis mampu membunuh kuman dan virus yang salah satunya adalah penggunaan Hand Sanitizer.
Tak hanya rangkaian personal hygiene seperti hand sanitizer dan hand wash antibacterial, SOS, saat ini semakin melengkapi rangkaiannya dengan menghadirkan masker medis, yang telah teruji secara klinis mampu membunuh 99% kuman, bakteri dan virus, dan juga sudah tersertifikasi halal.
Masker medis tersebut yakni SOS Surgical Mask Protection 3-Ply Daily dengan BFE>96% (Bacterial Filtration Efficiency) & PFE 0,1 Micron (Particle Filtration Efficiency) yang menjadi kebutuhan utama masyarakat saat ini.
Rangkaian produk SOS pun semakin lengkap dengan dengan mengeluarkan Antiseptic Liquid, Body Wash dan Barsoap Antibacterial untuk protokol kesehatan maksumal.
Tak hanya itu, SOS juga memberikan rasa tenang lebih bagi masyarakat melalui sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia di seluruh rangkaian produk Personal Hygiene, sehingga dapat mendukung penerapan protokol kesehatan kian maksimal.
Mengenai efek samping yang dialami saat vaksinasi, seperti demam, dan berbagai efek samping lainnya, Dirga mengatakan hal itu pasti akan terjadi.
Baca Juga: Sering Bicara Saat Tidur, Ini Alasan Mengapa Seseorang Sering Mengigau
"Sebetulnya memang ada proses perkenalan saat vaksin masuk ke tubuh kita. Seperti yang tadi. Tapi mayoritas hanya bersifat reaksi lokal. Yaitu hanya nyeri pada bagian bekas suntikan," jelas Dirga.
"Sebagian kecil akan demam, sakit-sakit. Tapi kita mesti sadar bahwa manfaat vaksin itu masih lebih besar daripada reaksi pasca vaksinasi," lanjutnya.
Hingga kini, ada 15 jenis vaksin yang sudah ada di dunia, termasuk 3 jenisnya ada di Indonesia, yakni Sinovac, AstraZeneca, dan juga Sinopharm.(*)