Ayu Ting Ting yang Sensual

Kompas.com - 08/10/2011, 00:32 WIB

Sensualitas terperangkap dalam diri Ayu. Meski terlihat ayu dengan gaya dandanan ala artis Korea, ia mengaku seluruh bagian tubuhnya adalah aset kecantikan yang alami.

Berbeda dengan fans jalanan, ada respons "sekolahan". "Inilah lagu dangdut sebenarnya, mengandalkan suara, bukan menjual tubuhnya, teruslah berkarya dengan suaramu ayu, contohlah seniormu yang benar-benar mengandalkan suara, bukan mengandalkan tubuhnya, seperti Evi Tamala, Itje Trisnawati, Ike Nurjanah," tulis AH sebagai penanggap di laman harian Ibu Kota.

Tidak ketinggalan penyanyi dangdut seperti Julia Perez turut urun rembuk penampilan gaya berbusana Ayu Ting-Ting. "Gaya penampilan Ayu, baguslah, dia belajar dari kesalahan para seniornya. Jadi, dia harus berpegang teguh, enggak berusaha menjadi orang lain. Seseorang menjadi mahal itu karena dia jadi dirinya sendiri," kata Jupe.

Bagaimana membaca teks Ayu Ting Ting yang sensual? Dangdut telah membaptis Ayu dan musik telah mengusung Ayu ke tangga popularitas. Musik tampil sebagai ungkapan rasa keindahan, penghiburan, lamunan, buaian yang membuat tubuh mereguk nyaman. Musik membumi untuk memberi gairah, bahkan menawarkan dramatisasi.

Buktinya, suasana musik dituangkan dalam kode-kode, seperti crescendo (semakin mengeras), decrescendo (semakin melemah), allegro assai (cepat tapi santai), con fuoco (bersemangat, berapi-api), dolce (manis), rubato (merangsek), dan molendo (pelan-pelan melenyap).

Bukankah yang sensual dalam tembang dangdut memuat sisi cepat tapi santai, mengobarkan semangat berapi-api, membawa segala yang manis, bahkan merangsek untuk pelan-pelan melenyap di tengah temaram malam? Apakah Ayu Ting Ting justru melawan arus dasar ini? Bukankah ia ingin menjadi diri sendiri? Contradictio in terminis (pada dirinya mengandung perlawanan).

Gairah dalam tembang dangdut menjiwai segala sesuatu yang manusiawi, betapa pun gairah itu begitu sifatnya sementara. Yang sensual dan yang erotis, bukan hal yang semata dapat dieksploitasi secara tidak senonoh, tapi juga bukan hal yang harus direpresi, bahkan dibuang dari ruang publik karena dinilai berbahaya.

Ayu Ting Ting menghadirkan sensualitas di ruang publik. Bicara sensualitas, filsuf Merleau Ponty mengajukan pertanyaan, aku berpikir apa yang dapat kulakukan lewat tubuhku? Dan perempuan cenderung berusaha melindungi tubuhnya sebagai "beban yang serba rentan", karena itu ia kerap memilih perlindungan dari gangguan orang lain.

Perempuan ditatap, dikuasai bahkan dipandang sebagai obyek semata, itu soalnya. Tatapan (gaze) adalah penguasaan, kata filsuf Jean Paul Sartre.

Dan Ayu Ting Ting menembang, "...kemana kemana kemana ku harus mencari kemana. kekasih tercinta tak tahu rimbanya. lama tak datang ke rumah. di mana dimana dimana tinggalnya sekarang dimana."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com