Yang Tersisa dari Little Jerusalem

Kompas.com - 09/08/2011, 18:22 WIB

Kemudian tahun 1941, mereka dikirim ke kamp-kamp konsentrasi yang berujung pada pemusnahan (genosida). Di lapangan di samping gedung utama universitas, mereka dikumpulkan sebelum dikirim ke kamp konsentrasi. Lapangan berada di depan gedung yang pernah digunakan oleh Gestapo, polisi rahasia Nazi.

Dari lapangan, mereka diangkut dengan truk. Sebagian di antaranya berjalan kaki, ke Stasiun Hannover, Hamburg, kemudian menggunakan kereta api ke kamp-kamp konsentrasi di Eropa Timur yang saat itu termasuk wilayah okupansi Nazi.

"Semua barang berharga harus ditinggal. Uang yang mereka miliki harus ditaruh di dapur untuk kemudian seluruhnya diambil oleh Nazi. Seluruh proses deportasi ini terjadi siang hari, bukan malam hari, dan disaksikan banyak orang," kata Marco.

Bersamaan dengan itu, sekolah Yahudi dan sinagoge ditutup. Selanjutnya, lingkungan Yahudi di Little Jerusalem hancur oleh serangan dari udara pasukan sekutu selama Perang Dunia Kedua.

Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, tidak ada upaya membangun kembali Little Jerusalem, baik oleh pemerintah maupun orang Yahudi yang pernah tinggal di sana. Kebanyakan orang Yahudi justru tidak kembali tinggal di Hamburg karena trauma. Jika sebelum perang ada sekitar 25.000 orang Yahudi tinggal di Hamburg, setelah perang tinggal sekitar 300 orang.

Sebagian area Little Jerusalem lalu digunakan untuk kepentingan Universitas Hamburg. Gedung-gedung perkuliahan dibangun di sana menggantikan rumah dan toko milik orang Yahudi, bahkan di lahan yang pernah ada sinagoge di atasnya.

Untuk mengenang kehidupan Yahudi yang pernah ada di Little Jerusalem, Cecilia Herrero membuat lukisan mural di salah satu dinding gedung Fakultas Ekonomi dan Politik Universitas Hamburg, 50 tahun setelah perang kedua berakhir. Lukisan memperlihatkan kehidupan orang Yahudi yang terpecah-pecah menjadi beberapa bagian sebagai gambaran kehidupan mereka saat itu yang hancur saat Nazi berkuasa.

Sebuah monumen dari batu seberat tujuh ton dengan tinggi sekitar 2,5 meter, lebar 1 meter, dan tebal 0,5 meter juga dibuat tahun 1989 untuk mengenang ribuan orang Yahudi yang meninggal saat Nazi berkuasa. Monumen berada di lapangan tempat orang Yahudi dikumpulkan sebelum dikirim ke kamp konsentrasi.

Kemudian di sejumlah gedung yang sekarang digunakan untuk rumah dan perkantoran, persisnya di lantai di jalan masuk ke bangunan, ditanam kuningan yang bertuliskan nama orang Yahudi yang pernah tinggal di bangunan tersebut. Nama dilengkapi dengan penjelasan kapan dia dikirim ke kamp konsentrasi, di mana kamp konsentrasinya, dan waktu meninggalnya.

Namun menurut Marco, yang terjadi separuh abad lalu seakan tidak mengubah kehidupan di Jerman. Anti-semit, fasisme, dan diskriminasi masih ada. Dibutuhkan waktu lama bagi orang Yahudi untuk bisa menjabat posisi penting di jabatan-jabatan publik ataupun di militer Jerman.

Belum lagi ancaman dan intimidasi yang masih kuat pada institusi-institusi milik orang Yahudi sehingga polisi harus menjaga ketat setiap institusi, seperti terlihat pada sekolah Yahudi yang ditutup pada era penguasaan Nazi dan dibuka kembali tahun 2007 di Little Jerusalem. Pos polisi dibangun tidak jauh dari sekolah dan dipasangi sejumlah kamera CCTV untuk mengawasi keamanan sekolah Yahudi tersebut.

Tingginya nilai toleransi yang pernah hidup di antara warga Little Jerusalem seperti mimpi untuk dihidupkan kembali, setidaknya sampai saat ini.    

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com