Ayu Asih, Pencetak Penerus Tari Bali

Kompas.com - 17/06/2011, 02:52 WIB

Tim melakukan penilaian menyangkut berbagai aspek antara lain kemampuan,  prestasinya, dedikasi dan pengabdian dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya Bali hingga kokoh seperti sekarang, di tengah perkembangan pariwisata yang pesat.

Tari cegah penyakit

Ayu Sasih yang pernah mengenyam pendidikan di Kokar Bali tahun 1969 itu juga mampu menciptakan tari lepas yang diberi judul tari "Wiadi Karana" atau tari "Lalat" yang melambangkan kesehatan, yakni mencegah penyakit diare yang dipentaskan dalam memperingati hari Kesehatan.

Tari tersebut cukup memasyarakat hingga kini sering dipentaskan sekaa gong Abian Jero Kabupaten Karangasem, Bali timur.  Selain itu juga menciptakan puluhan karya tari lainnya, termasuk menciptakan lagu anak-anak maupun untuk orang dewasa.

Keterampilan yang jarang dimiliki orang lain adalah mengukir buah yang ditata sedemikian rupa dalam menyajikan menu makanan untuk orang banyak.

Ibu dua putri  itu menggeluti aktivitas tari Bali hampir selama 41 tahun, setelah menyelesaikan pendidikan di Kokar yang kini berubah status menjadi Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia (SMKI) tahun 1969.

Keahlian dan keterampilan yang dimilikinya itu kini dengan senang hati ditularkan kepada  siapa saja, baik anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, sehingga telah berhasil mencetak ratusan bahkan ribuan seniman baik tabuh dan tari Bali.

Pembinaan terhadap sekaa kesenian Bali, terutama yang paling menonjol  di lingkungan kota Amlapura dan desa-desa di Kabupaten Karangasem, Bali timur.

Keahliannya itu juga ditularkan kepada ibu-ibu anggota PKK desa setempat dan sejumlah desa lainnya. Anggota PKK hasil binaannya sering tampil dalam memeriahkan berbagai kegiatan, termasuk tampil di arena Pesta Kesenian Bali (PKB), aktivitas seni tahunan di Bali.

Penampilan dengan gaya dan kemampuan yang tidak kalah menarik dengan penabuh pria, sehingga setiap pementasan yang melibatkan sekaa kesenian wanita mendapat perhatian besar dari masyarakat penonton.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com