Khawatir Renminbi Lintas Batas Negara

Kompas.com - 23/06/2010, 02:59 WIB

Bandingkan dengan berbagai kategori yang sebelumnya menjadi dominasi AS atau negara kaya lain. Bangunan tertinggi di dunia ada di Taipei (mulai diambil alih oleh Dubai). Orang terkaya di dunia adalah orang Meksiko, dan perusahaan perdagangan umum terbesar di dunia dimiliki orang Tionghoa.

Pesawat terbang paling besar di dunia dibuat di Rusia dan Ukraina, pabrik paling besar di dunia ada di daratan China. Industri film terbesar di dunia (dalam pembuatan dan penjualan tiket) sudah bukan Hollywood, tapi Bollywood. Mal terbesar di dunia ada di Beijing. Pertumbuhan ekonomi China selama lebih dari dua dekade mampu mengangkat 400 juta orang keluar dari kemiskinan.

Kenyataan globalisasi menunjukkan kalau orang-orang miskin secara perlahan mulai terserap dalam produktivitas dan ekonomi yang terus tumbuh. Untuk pertama kalinya kita melihat pertumbuhan global yang sesungguhnya, menciptakan sebuah sistem di mana negara-negara di berbagai belahan bumi tidak lagi menjadi obyek atau pengamat belaka, tapi menjadi pemain yang memiliki hak sepenuhnya untuk menjalankan roda perekonomian dan perdagangan internasional.

Kita mungkin bisa sepakat pada satu faktor, sejak rontoknya sistem Bretton Woods, kelemahan mendasar sistem moneter internasional terletak pada ketergantungan satu mata uang (dollar AS) yang sangat eksesif.

Semua orang khawatir, termasuk para pemimpin G-20 yang akan bertemu pekan ini, mata uang renminbi akan menjadi terlalu kuat dan mampu menyaingi dan menekan mata uang global yang dominan dan arogan seperti dollar AS, euro, dan yen. Ketika renminbi mulai ekspansif lintas batas negara dalam globalisasi, semua menjadi gemetar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com