Waspadai Ramalan Ke-7 Joyoboyo

Kompas.com - 24/04/2009, 03:33 WIB

Yang paling mungkin menghindari tikus pithi anoto baris adalah titah kepemimpinan nasional agar semua pihak gotong royong membantu cacah ulang peserta pemilu presiden mendatang. Ini karena perasaan saja bahwa ada atau tidak ada rekayasa politik, daftar pemilih tetap (DPT) akan kacau jika data mentah yang mendasarinya pun sudah kacau.

Titah dan ketegasan sikap kepemimpinan nasional inilah yang akan membuat cacah ulang data dasar tak bakal mustahil dilakukan dalam waktu singkat. Apalagi dengan bantuan teknologi informasi.

Misalnya, mengaktifkan lagi petugas BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang tersebar sampai pelosok. Kita ingat, bahkan sampai tingkat desa, para petugas itu tidak cuma mencatat peserta KB. Dalam wilayah tugasnya dan dalam perkembangan berikutnya, mereka tahu siapa yang Lampid (lahir, mati, pindah, datang). Kabarnya mereka masih punya data hingga 2005. Sistem pendataannya pun masih ada. Begitu tombol diaktifkan, ... jalan!

Titah dan ketegasan sikap kepemimpinan nasional itu juga bisa menggerakkan ibu-ibu PKK, Karang Taruna, dan Pramuka serta RT/RW untuk saling bahu-membahu. Hasil pencacahan berbagai pihak itu saling di-cross check dengan hasil dari administrasi kependudukan Depdagri yang punya wilayah di tiap pusat provinsi maupun dinas-dinas catatan sipil tingkat kota/kabupaten yang punya tangan sampai tingkat RT. Holopis kuntul baris dan rambate rata hayo dari semua ini kita pasok data dasar ke KPU yang selanjutnya akan memprosesnya menjadi DPT.

Mungkin saja keaktifan penyelenggara negara dalam pencatatan ulang ini menyimpang dari undang-undang yang justru mengharuskan rakyat aktif mencatatkan diri sendiri, penyelenggara negara pasif. Tetapi, seingat penulis, jika kemudian terbukti UU bertentangan dengan akal sehat dan kondisi nyata masyarakat, kepemimpinan nasional bisa mengeluarkan peraturan pengganti undang-undang. Maka, lebih baik mempunyai undang-undang buruk tetapi hakimnya (pemimpinnya) baik dan bernurani daripada sebaliknya.

Langkah lain

Selain cacah ulang data yang mendasari penyusunan DPT untuk pemilu presiden, mungkin masih ada langkah- langkah lain penghindaran tikus pithi anoto baris. Yang pasti, segenap upaya penghindaran harus dituntaskan.

Ini penting mengingat enam ramalan Joyoboyo sudah terjadi, yaitu Murcane Sabdo Palon Noyo Genggong (runtuhnya Majapahit), Semut Ireng Anak-anak Sapi (masuknya Belanda), Kebo Nyabrang Kali (Belanda kenyang dan hengkang), Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol Kepalang (Jepang masuk 3,5 tahun), Pitik Tarung Sak Kandang (perang saudara zaman Bung Karno), Kodok Ijo Ongkang-0ngkang (tentara berkuasa era Soeharto).

Hitung-hitung, sambil menjajal diri, siapakah yang lebih sakti, kita semua dari milenium ini atau ”cuma” seorang diri Joyoboyo dari abad ke-11 silam?

Sujiwo Tejo Dalang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com