Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2022, 14:20 WIB
Celvin Moniaga Sipahutar,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rara Istiani Wulandari, pawang hujan saat perhelatan MotoGP Mandalika 2022, tengah menyita perhatian publik, khususnya pencinta MotoGP. 

Aksi pawang hujan yang disapa Mbak Rara itu juga tak terlepas dari perhatian Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.

Dilansir dari Tribunnews, aksi pawang hujan Mandalika itu juga sempat disinggung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI dengan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (21/3/2022).

Seusai RDP di ruang rapat Komisi V DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Dwikorita sempat ditanya oleh awak media soal aksi pawang hujan di MotoGP Mandalika itu.

Baca juga: Fabio Quartararo di Mandalika: Tertawa Lihat Joget Penonton, Parodi Pawang Hujan, hingga Traktir Es Krim Anak-anak Kuta

Sambil berjalan keluar lorong Gedung Kura-kura DPR RI, Dwikorita enggan merespons pertanyaan awak media karena harus bergegas pergi ke suatu acara.

Dia kemudian meminta awak media bertanya langsung kepada Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto yang berdiri dekat pintu keluar gedung tersebut.

"Tanya sama bapak itu (Guswanto) ya soal pawang hujan," ucap Dwikorita sambil menunjuk.

Lalu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto buka suara dan awalnya membicarakan soal cuaca di Mandalika.

Baca juga: Deretan Pujian untuk MotoGP Mandalika: Drainase Lintasan, Marshal, hingga Aksi Pawang

Dia mengungkapkan bahwa BMKG sudah memperkirakan akan terjadi hujan selama rangkaian balapan MotoGP, termasuk hujan lebat pada saat balapan pada Minggu kemarin.

"BMKG sendiri sebenarnya memiliki perkiraan sendiri," kata Guswanto, dilansir dari Tribunnews.

"Kalau kami lihat fenomenanya kemarin sejak tiga hari yang lalu, tanggal 17, 18, 19 itu sudah diprakirakan BMKG, bahwa di Mandalika itu akan terjadi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat," ungkap Guswanto.

Tangkapan layar instagram MotoGP tentang pawang hujan Rara Istiani WulandariInstagram Tangkapan layar instagram MotoGP tentang pawang hujan Rara Istiani Wulandari

"Kemudian, tanggal 20 (Maret) diprakirakan juga hujan lebat disertai badai petir," tuturnya.

"Kenapa diprakirakan itu? Karena pada waktu itu terjadi bibit sikontropis 93f yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika," tambahnya.

Baca juga: Crash di MotoGP Mandalika, Marc Marquez Kembali Derita Diplopia

Selama rangkaian balapan, memang benar bahwa Sirkuit Mandalika diguyur hujan dan puncaknya terjadi pada race, Minggu (20/3/2022).

Pada dua hari pertama (18-19), intensitas hujan masih belum tinggi. Kondisi ini membuat para pebalap sempat mengaspal dengan kondisi lintasan basah usai hujan reda, lalu kering karena cuaca kembali terik.

Ketika balapan utama berlangsung pada Minggu, hujan lebat disertai petir baru terjadi beberapa menit sebelum race.

Alhasil, balapan MotoGP yang awalnya dijawalkan berlangsung pukul 14.00 WIB ditunda dan baru bisa digelar pukul 15.15 WIB.

Baca juga: Rekap MotoGP Mandalika 2022: Pawang Hujan Viral, Drama Wet Race, hingga Jokowi di Podium

"Buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan enggak berhenti juga (hujannya)," singgung Guswanto soal pawang hujan Mandalika.

Guswanto lalu mengatakan bahwa waktu hujan berhenti sudah diperkirakan oleh BMKG.

Oleh karena itu, berhentinya hujan dinilai tak ada kaitannya dengan aksi pawang hujan.

"Jadi, sebenarnya kemarin waktu berhentinya, itu bukan karena pawang hujan, tapi karena durasi waktunya sudah selesai," jelas Guswanto.

Baca juga: MotoGP Mandalika 2022: Ketika Fabio Quartararo Tirukan Aksi Pawang Hujan...

"Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 Wita (15.15 WIB), itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan," ujarnya.

"Kalau dilihat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kami miliki, BMKG," ucapnya.

Guswanto mengatakan, pawang hujan itu merupakan bagian dari kearifan lokal yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, secara saintis hal tersebut sulit untuk dijelaskan.

"Sebenarnya kalau cerita tentang pawang hujan itu adalah kearifan lokal yang mereka miliki, dan itu tidak bisa dicampuradukkan dengan antara sains dan kearifan lokal," tutur Deputi Bidang Meteorologi BMKG itu menjelaskan soal fenomena cuaca dan pawang hujan di Mandalika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Tim Promosi Serie A: Warna Indonesia dalam Jay Idzes dan Como 1907

Daftar Tim Promosi Serie A: Warna Indonesia dalam Jay Idzes dan Como 1907

Liga Italia
Satu Dekade di Indonesia, NBA Berkomitmen Kembangkan Talenta Muda

Satu Dekade di Indonesia, NBA Berkomitmen Kembangkan Talenta Muda

Sports
Persib Juara Liga 1 2024 Jadi Kado Spesial Ulang Tahun Umuh Muchtar

Persib Juara Liga 1 2024 Jadi Kado Spesial Ulang Tahun Umuh Muchtar

Liga Indonesia
Inggris Vs Bosnia-Herzegovina: Pemanasan Euro, Southgate Ingin Kombinasi Pemain

Inggris Vs Bosnia-Herzegovina: Pemanasan Euro, Southgate Ingin Kombinasi Pemain

Internasional
Rachmat Irianto Juara di Persib: Luruhkan Stigma Negatif, Tanpa Bayang-bayang Ayah

Rachmat Irianto Juara di Persib: Luruhkan Stigma Negatif, Tanpa Bayang-bayang Ayah

Liga Indonesia
Biang Kekalahan Fajar/Rian di Final Singapore Open 2024

Biang Kekalahan Fajar/Rian di Final Singapore Open 2024

Badminton
Kalah dari Selangor FC, Persija Runner-up Pramusim Premium Sports

Kalah dari Selangor FC, Persija Runner-up Pramusim Premium Sports

Liga Lain
Jay Idzes Bawa Venezia Promosi ke Serie A Usai Singkirkan Cremonese

Jay Idzes Bawa Venezia Promosi ke Serie A Usai Singkirkan Cremonese

Liga Italia
Marselino: Pemain Timnas Indonesia Tidak Tegang, Siap Lawan Irak

Marselino: Pemain Timnas Indonesia Tidak Tegang, Siap Lawan Irak

Timnas Indonesia
Jawaban Tegas Ketum PSSI soal Polemik Elkan Baggott di Timnas Indonesia

Jawaban Tegas Ketum PSSI soal Polemik Elkan Baggott di Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
STY Jelaskan Alasan Pemanggilan Malik Risaldi ke Timnas Indonesia

STY Jelaskan Alasan Pemanggilan Malik Risaldi ke Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Perubahan Besar Timnas Indonesia Usai Cetak Sejarah di Piala Asia U23

Perubahan Besar Timnas Indonesia Usai Cetak Sejarah di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Rekap Final Singapore Open 2024: Fajar/Rian Runner-up dan Tanpa Gelar, Kemunduran dari Dua Turnamen Sebelum Ini

Rekap Final Singapore Open 2024: Fajar/Rian Runner-up dan Tanpa Gelar, Kemunduran dari Dua Turnamen Sebelum Ini

Badminton
STY Ungkap Alasan Mengacak Nomor Punggung Timnas Indonesia

STY Ungkap Alasan Mengacak Nomor Punggung Timnas Indonesia

Timnas Indonesia
Kata STY dan Marselino Soal Kurangnya 'Chemistry' Timnas Indonesia Saat Menghadapi Tanzania

Kata STY dan Marselino Soal Kurangnya "Chemistry" Timnas Indonesia Saat Menghadapi Tanzania

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com