KOMPAS.com – Pebalap Yamaha, Franco Morbidelli, memberikan tanggapannya soal penyelenggaraan tes pramusim MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika.
Tanggapan Franco Morbidelli ini berkaitan dengan penghentian sementara perhelatan tes pramusim MotoGP di Sirkuit Mandalika pada hari pertama, Jumat (11/2/2022).
Tes pramusim MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika terpaksa dihentikan lantaran lintasan berada dalam kondisi sangat kotor.
Situasi tersebut bisa terjadi karena dampak dari hujan yang mengguyur sirkuit sepanjang 4,3 km tersebut.
Baca juga: Tanggapan Dorna Sports soal Sirkuit Mandalika yang Kotor: Itu Normal...
Konstruksi yang belum sepenuhnya paripurna di beberapa titik di luar Sirkuit Mandalika juga menjadi alasan lain dari situasi ini.
Pebalap Yamaha, Franco Morbidelli, pun buka suara terkait situasi saat tes pramusim harus dilaksanakan dalam kondisi demikian.
Dia mengatakan bahwa memacu motor dalam kondisi lintasan yang kotor itu sangat berbahaya bagi para pebalap.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Tes Pramusim MotoGP Mandalika, Cuaca Berawan dan Hujan Sedang
“Faktanya adalah tidak seharusnya pebalap melakukan pekerjaan ini. Mereka tidak seharusnya membersihkan trek ini,” kata Morbidelli, dikutip dari Motorsports.
“Berbahaya berkendara (dalam kondisi) kotor pada MotoGP. Itu sangat berbahaya. Berbahaya. Tidak ada yang ingin turun ke trek,” kata Morbidelli, dikutip dari Motorsports.
Selain itu, Morbidelli mengungkapkan bahwa beberapa pebalap memilih menunggu hingga kondisi lintasan lebih baik.
“Ducati adalah motor yang mempunyai banyak grip. Juga hari ini, saya kira kita telah melihat perbedaan antarmotor. Kami melihat banyak pembalap Ducati yang berkendara saat lintasan kotor,”lanjut dia.
Baca juga: Jadwal Tes Pramusim MotoGP Mandalika: Marc Marquez dkk Tancap Gas pada Hari Kedua
“Mereka memutuskan, cukup aman untuk pergi ke sana dan membersihkan trek. Sementara pebalap lain tidak demikian. Mereka menunggu sedikit lebih lama,” kata dia.
“Tapi untungnya sejumlah pebalap Ducati dan KTM turun ke lintasan. Menurut saya motor mereka memiliki daya cengkram mekanis paling banyak,” lanjutnya.
“Tapi memutuskan bersama, ‘mari teman-teman, pergi ke trek bersama’ mereka akan takut karena tidak memiliki grip seperti pebalap lain,” pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.