Direktur Utama MGPA, Ricky Baheramsjah, memohon maaf atas peristiwa yang terjadi.
"Kami atas nama perusahaan penyelenggara mohon maaf atas perkataan beliau yang menyakiti hati masyarakat NTB terutama tim marshal," kata Ricky, dikutip dari Antara News.
"Kami paham bahwa menghina dan apa pun yang terjadi di lapangan bukanlah hal yang profesional. Maka dari itu, beliau secara resmi telah mengundurkan diri dari MGPA. Ke depannya segala sesuatu yang dilakukan beliau tidak lagi menjadi tanggung jawab MGPA," demikian pernyataan Ricky.
Baca juga: WSBK Mandalika: Dua Kelas Balapan, Ada Satu Wakil Indonesia
Setelah itu, di balik kejadian kurang mengenakkan ini, MGPA ingin memastikan kesiapan marshal menjelang WSBK Mandalika.
Dalam upaya memastikan kesiapan, MGPA menggelar latihan khusus bagi ratusan marshal.
"Hari ini semua marshal mengikuti latihan untuk persiapan WSBK Mandalika," kata Direktur Strategis dan Komunikasi MGPA Happy K Harianto, Selasa (16/11/2021).
Berdasarkan laporan Antara News, sebelum latihan, ratusan marshal dikumpulkan dan beberapa dari mereka yang telah ditunjuk menjadi koordinator diberikan pengarahan terkait tugas ketika balapan berlangsung.
Selanjutnya, para marshal melakukan latihan langsung di Sirkuit Mandalika, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
Baca juga: Penundaan ATC 2021 di Mandalika: Sinyal Bahaya Disambut Komitmen Penyelenggara
Beberapa di antara mereka ada yang bertugas sebagai pengendara motor taksi, pengangkat bendera, dan berbagai peran lain yang akan membantu ketika terjadi insiden di tengah balapan.
"Semua harus fokus ketika balapan dimulai sampai selesai," ujar salah satu pelatih saat memberikan pengarahan kepada marshal.
Penyelenggara balap motor tingkat nasional dan internasional, Faryd Sungkar, menjelaskan bahwa masalah kualitas dan jumlah marshal tidak bisa disepelekan karena dapat memicu kecelakaan fatal.
"Marshal harus tahu dan mempraktikkan tugas mereka secara detail secara terus menerus. Jika lima hari lagi lomba besar dan marshal belum siap, ini sangat berbahaya," kata Faryd yang pernah memimpin lomba GP 500 dan SBK pada 1994-1997 di Sirkuit Sentul.
"Jika terjadi kecelakaan fatal karena marshal yang lalai, tercoreng nama bangsa kita," tutur Faryd menjelaskan.
Baca juga: Kilas Balik Capaian Indonesia Pernah Sukses 4 Kali Beruntun Gelar WSBK
Menurut Faryd, untuk mengatasi masalah marshal, panitia perlu mendatangkan para chief marshal dari setiap bagian, dari Sirkuit Sentul dan Sirkuit Sepang, guna memimpin, mengawasi, dan meningkatkan kualitas marshal lokal.
Setelah menggelar WSBK, pengelola Sirkuit Mandalika juga harus melatih para marshal dengan intensif untuk menyambut ajang MotoGP.
"Jangan sampai sirkuit yang begitu bagus ternoda oleh kualitas marshal yang buruk. Indonesia bisa kehilangan kepercayaan dunia balap internasional jika hal itu terjadi," ucap Faryd.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.