Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Yamaha pada Valentino Rossi, Berjasa Besar tetapi Juga "Penghambat" Prestasi

Kompas.com - 13/07/2020, 15:20 WIB
Alsadad Rudi,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Graziano Rossi belum lama ini melontarkan kritik kepada Yamaha setelah pabrikan asal Jepang itu memutuskan mendepak Valentino Rossi dari tim utama.

Graziano adalah mantan pebalap yang juga ayah dari Valentino Rossi.

Bagi Graziano, Yamaha sudah mengkhianati atas semua pencapaian yang pernah dibuat Valentino Rossi pada masa lalu.

"Ada sedikit kebanggaan yang dikhianati setelah Valentino Rossi tergusur dari tim pabrikan Yamaha," kata Graziano Rossi, seperti BolaSport kutip dari Marca.

Baca juga: Valentino Rossi adalah Kebanggaan yang Dikhianati Yamaha

Ucapan Graziano bisa jadi benar jika mengacu ke masa lalu.

Rossi mulai bergabung di Yamaha pada tahun 2004.

Sebelum Rossi bergabung, Yamaha sempat mengalami masa kegelapan yang panjang.

Tim Garpu Tala itu sempat satu dekade lebih puasa gelar juara dunia sejak Wayne Rainey meraihnya pada tahun 1992.

Rossi datang ke Yamaha dengan membawa catatan manis.

Pada usia 25 tahun, The Doctor, julukan Rossi, sudah menorehkan lima gelar juara dunia, tiga di antaranya di kelas tertinggi yang diraihnya bersama Honda.

Baca juga: Bantuan Yamaha Setelah Membuang Valentino Rossi

Rossi hengkang dari Honda karena merasa tak dihargai tim Sayap Tunggal itu.

Pada tahun pertamanya di Yamaha, Rossi langsung mempersembahkan gelar juara dunia sekaligus mengakhiri dominasi Honda dalam beberapa tahun terakhir, termasuk saat dirinya bergabung.

Sampai 2010 sebelum hengkang ke Ducati, Rossi sudah mempersembahkan empat gelar juara dunia bagi Yamaha, masing-masing pada tahun 2004, 2005, 2008, dan 2009.

Livery yang paling populer yang pernah digunakan Valentino RossiMotoGP Livery yang paling populer yang pernah digunakan Valentino Rossi

Setelah menjalani dua musim yang buruk di Ducati, Rossi kembali ke Yamaha pada 2013.

Rossi sempat nyaris jadi juara dunia pada tahun 2015.

Ketika itu, ia menjalani musim yang sengit dengan rekan satu timnya, Jorge Lorenzo.

Lorenzo akhirnya keluar sebagai juara dunia dalam musim balap yang diwarnai insiden senggolan antara Rossi dan Marc Marquez di Sepang.

Seiring bertambahnya usia, Rossi tak bisa lagi mengulangi penampilan impresifnya pasca-tahun 2015.

Dari kurun waktu 2016-2018, Marquez dan Honda benar-benar mendominasi.

Memasuki musim 2019, Rossi menginjak usia 40 tahun.

Baca juga: Membayangkan Nasib MotoGP Tanpa Valentino Rossi

Dari segi usia, Rossi dianggap tak mungkin diandalkan Yamaha untuk bersaing dengan Marc Marquez yang masih berusia 26 tahun.

Di sisi lain, di tim satelit Petronas Yamaha ada pebalap muda yang mampu menunjukkan penampilan impresif. Dia adalah Fabio Quartararo.

Pada pertengahan 2019, Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, sempat melontarkan kegamangan pihaknya.

Menurut Jarvis, Yamaha harus bergerak cepat menggaet Quartararo ke tim utama.

Valentino Rossi dan Fabio QuartararoFoto: Getty Images Valentino Rossi dan Fabio Quartararo

Jika Yamaha tidak bergerak cepat, Quartararo bisa saja digaet tim lain.

"Dengan talenta muda yang menjanjikan, enam tim pabrikan mencoba menggaet para talenta muda untuk gelaran MotoGP 2020," ungkap jarvis seperti dikutip dari Speedweek.

Menurut Jarvis, tuntutan untuk memiliki pebalap muda jelas lebih menjadi kebutuhan utama tim.

Pada tahap inilah, Jarvis mulai secara terang-terangan menyatakan Rossi tak lagi masuk rencana masa depan Yamaha.

Baca juga: Generasi Pebalap MotoGP Datang dan Pergi, tetapi Tidak Valentino Rossi

Jarvis menekankan bahwa Rossi yang sekarang sudah berbeda dari Rossi yang dulu.

Namun, di sisi lain, Jarvis mengakui Yamaha tidak bisa begitu saja membuang Rossi.

"Sekarang dia ada pada fase lain hidupnya. Jenjang berbeda dalam kariernya, dan tanpa mengurangi rasa hormat, dia memang bukan lagi masa depan kami di MotoGP," kata Jarvis seperti dikutip dari Motorsport.

Lin Jarvis dan Valentino Rossi.
MOTORCYCLENEWS.COM Lin Jarvis dan Valentino Rossi.

Menurut Jarvis, Yamaha tetap punya ketergantungan pada Rossi. Namun, dalam fungsi yang berbeda.

Karena itu, Yamaha menawarkan dua opsi untuk Rossi. Pertama, menawarinya posisi di tim satelit, tetapi tetap mendapat perlakuan layaknya pebalap di tim pabrikan.

Caranya, dengan tetap memberikan Rossi motor YZR-M1 spesifikasi pabrik dan dukungan teknis penuh tim.

"Namun, jika dia memutuskan untuk pensiun, kami akan melanjutkan dan memperluas kolaborasi kami di luar sirkuit dengan program pelatihan pembalap muda dari Riders Academy dan Yamaha VR46 Master Camp, dan bersamanya sebagai brand ambassador Yamaha," ucap Jarvis.

Baca juga: Memahami Cara Pelatih Perlakukan Cristiano Ronaldo yang Mulai Menua

Hingga menjelang dimulainya musim balap MotoGP 2020, belum diketahui pasti opsi mana yang dipilih Rossi.

Namun, santer kabar yang menyebutkan Rossi memilih bergabung di tim satelit Petronas Yamaha.

Jika informasi tersebut benar, artinya Rossi sudah memilih opsi pertama seperti yang ditawarkan Yamaha setahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com