KOMPAS.com - Kritik pedas yang dilontarkan Maverick Vinales membuat Yamaha meradang.
Hubungan Maverick Vinales dan Yamaha tidak berakhir harmonis pada kompetisi MotoGP.
Pebalap asal Spanyol itu didepak dari Monster Energy Yamaha menyusul tuduhan sabotase motor sendiri pada balapan MotoGP Styria awal Agustus lalu.
Sebelum resmi berpisah, tanda-tanda keretakan hubungan Vinales dan Yamaha telah terendus.
Vinales diketahui uring-uringan setelah finis paling belakang pada MotoGP Jerman.
Dia mempertanyakan keseriusan Yamaha dalam membantunya mengatasi masalah motornya.
"Entah bagaimana saya mulai merasa ketika saya datang berlomba situasinya mulai seperti mimpi buruk," kata Vinales saat itu, dilansir dari Crash.
"Selama tiga tahun saya mendapatkan komentar yang sama. Saya cuma ingin mengeluarkan potensi maksimum. Saya ingin murni berlomba dan memberikan segalanya."
"Sekarang sulit. Ketika datang berlomba saya cuma berpikir masalah apa yang akan saya dapat kali ini? Ini adalah sebuah masalah," imbuhnya.
Pada seri berikutnya, Vinales menyindir Yamaha dengan mengaku meniru setelan rekan setimnya, Fabio Quartararo, yang tampil moncer pada MotoGP 2021.
Ekspresi dingin pun ditunjukkan Vinales dalam perayaan tim untuk posisi finis 1-2 di MotoGP Belanda.
Saat itu, Vinales finis di urutan kedua, sedangkan Quartararo memenangi balapan MotoGP Belanda.
Hari berikutnya, rumor Vinales akan keluar dari Yamaha menjadi kenyataan.
Yamaha setuju memangkas kontrak Vinales menjadi setahun sebelum benar-benar mendepak pebalap berjuluk Top Gun itu dua bulan berselang.
Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, mengakui bahwa komentar negatif Vinales sulit diterima oleh tim pabrikan asal Jepang itu.
Jarvis menegaskan bahwa ada klausul dalam kontrak yang mewajibkan pebalap menghindari kalimat kontroversial.
"Tentu saja ada beberapa hal yang tidak bisa dikatakan. Namun, Anda tidak bisa menghentikan pebalap mengeluarkan isi hati mereka," ujar Jarvis, dilansir dari Speedweek, Selasa (7/9/2021).
"Ada batas pasti yang tidak boleh dilewati dalam konteks ini," sambung pria berkebangsaan Inggris Raya itu.
Jarvis lantas menyentil Vinales dengan menyebut bahwa pebalap tidak akan bisa berkembang jika terus menyalahkan tim.
"Tentu saja Anda menginginkan pebalap yang cerdas dan menghindari pernyataan-pernyataan negatif," kata Jarvis melanjutkan.
"Anda tidak akan bertambah cepat dan meningkatkan performa jika hanya mengkritik tim, pabrikan, dan teknisi. Itulah faktanya."
"Anda bisa mengatakannya dalam pertemuan tertutup tetapi tidak boleh membeberkannya ke publik."
"Tentu saja, kami berbicara dengan dia sesudahnya. Kami mengeluhkan masalah itu kepadanya."
"Namun, contoh ini menunjukkan masalahnya secara nyata."
"Seorang pebalap mungkin harus lebih banyak bekerja di balik layar dan membangun tim yang kuat."
Jarvis tidak menampik bahwa ada faktor kesalahan Yamaha di balik pencapaian Vinales yang kurang memuaskan.
Namun, Jarvis menegaskan bahwa Yamaha tidak memiliki niat mencegah pebalapnya meraih hasil bagus dalam kejuaraan.
"Semua pebalap harus memikirkan kesalahan mereka sendiri," tutur Jarvis lagi.
"Kami memiliki keinginan besar untuk meraih kesuksesan bersama."
"Apakah kami pernah berbuat salah? Tentu saja, beberapa kali. Apakah kami selalu berhasil menyediakan motor terbaik? Mungkin tidak."
"Akan tetapi, begitulah hidup. Ada enam pabrikan yang berlomba dan hanya satu yang bisa menang," tutur bos Yamaha itu membalas kritik Vinales. (Ardhianto Wahyu Indraputra)
https://www.kompas.com/motogp/read/2021/09/07/22000008/bos-yamaha-serang-balik-vinales--pebalap-harusnya-pikirkan-kesalahan