Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Valentino Rossi Dibilang Sebagai Tamu yang Tidak Tahu Diri di MotoGP

KOMPAS.com - Pebalap gaek MotoGP, Valentino Rossi, kembali mendapat kritik atas performanya di lintasan. Juara dunia 9 kali itu dikatakan sebagai tamu yang tak mau pulang.

Kritik tersebut datang di kolom situs Speedweek yang ditulis oleh Michael Scott. Ia menulis kolomnya sebagai lanjutan dari kritik pedas yang dilayangkan oleh mantan juara dunia 500cc, Marco Lucchinelli, terhadap Valentino Rossi.

Sebelum ini, Marco Lucchinelli terang-terangan mengkritik Valentino Rossi.

Lucchinelli mengatakan bahwa Rossi sudah kembali ke bumi dan tak punya alasan lagi untuk terus membalap.

"Sekarang saatnya para pebalap muda tampil. Tanpa memandang rendah, tetapi sudah cukup bagi pemilik sembilan gelar juara dunia itu," tutur Lucchinelli kepada Lapresse.

"Anda mengambil ruang milik pebalap muda. Dia (Rossi) tidak pernah memenangi balapan selama tiga tahun terakhir," ujarnya.

"Terakhir kali dia menjadi juara dunia adalah tahun 2009. Dia selalu balapan untuk meraih gelar juara, tetapi sekarang hanya untuk melewati garis finis," tutur Lucchinelli.

Perkataan Lucchinelli ini terasa sangat realistis setelah balapan terakhir di MotoGP Doha pada Senin (5/4/2021) dini hari WIB.

Rossi memulai balapan tersebut dari posisi ke-21, posisi start terburuknya sepanjang karier di kelas premier.

Sebanyak 15 pebalap tercepat, dari Fabio Quartararo di peringkat pertama hingga Miguel Oliveira di peringkat ke-15, melintasi garis finish dengan perbedaan waktu hanya 8,928 detik.

Catatan waktu tersebut menjadikan balapan di Sirkuit Internasional Losail, Qatar, tersebut sebagai yang paling sengit sepanjang sejarah kelas premier.

Sementara, Valentino Rossi menjadi pebalap ke-16 yang melintasi garis finish pada balapan tersebut.

Namun, catatan waktu The Doctor terpaut 16,241 detik dari Quartararo dan lima detik di belakang Oliveira.

Hal tersebut jelas menunjukkan betapa banyak yang harus ditingkatkan oleh Rossi apabila ia ingin kembali ke podium.

Apalagi, Rossi tetap mendapat dukungan penuh dari Yamaha. Kendati membalap di tim satelit Petronas Yamaha SRT, Rossi tetap mendapat motor M1 terkini Yamaha.

Sementara, rekan setimnya yakni Franco Morbidelli yang memenangi tiga balapan pada 2020 dan menjadi runners up di Kejuaraan Dunia MotoGP 2020 masih mengendarai motor versi 2019.

Dalam kolomnya, Scott juga mencatat performa Rossi berbanding para pebalap juniornya.

Musim lalu, para pebalap Yamaha lain mempunyai rataan umur 24 tahun ketimbang 42 dari Rossi.

Namun, mereka berhasil finish jauh lebih tinggi darinya di klasemen akhir Kejuaraan Dunia.

Morbidelli finish peringkat kedua, Maverick Vinales peringkat keenam, dan Fabio Quartararo peringkat kedelapan walau berhasil memenangi dua balapan pertama musim.

Sementara, Rossi terpuruk di peringkat ke-15.

Ia pun menyinggung bahwa tim muda Petronas Yamaha SRT berhasil bekerja sama dan mengorbitkan bintang muda seperti Fabio Quartararo sebelum melepas mereka ke tim pabrikan.

Namun, pada musim ketiga mereka, tim dari Malaysia tersebut harus "meladeni" Valentino Rossi yang telah berusia 42 tahun.

Scott menulis, pada masa kejayaannya, MotoGP menakutkan kepergian Valentino Rossi.

Tak hanya menjadi ikon dunia balap motor, Rossi juga mempunyai legiun suporter yang mengikutnya senantiasa.

Namun, masa-masa itu telah lewat. Scott bahkan menulis kalau Rossi kini memainkan peran "sebagai tamu tak tahu diri yang ogah pulang saat pestanya sudah berakhir."

https://www.kompas.com/motogp/read/2021/04/11/15000078/valentino-rossi-dibilang-sebagai-tamu-yang-tidak-tahu-diri-di-motogp

Terkini Lainnya

Timnas Indonesia Langsung ke Perancis, Bersiap Lawan Guinea demi Mimpi Olimpiade

Timnas Indonesia Langsung ke Perancis, Bersiap Lawan Guinea demi Mimpi Olimpiade

Timnas Indonesia
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Kiper Pahlawan Tepis Penalti di Injury Time

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Kiper Pahlawan Tepis Penalti di Injury Time

Internasional
Milan dan Bayern Gigit Jari, De Zerbi Komitmen di Brighton

Milan dan Bayern Gigit Jari, De Zerbi Komitmen di Brighton

Liga Inggris
Rencana Persib Bidik Pemain Timnas U23 Indonesia

Rencana Persib Bidik Pemain Timnas U23 Indonesia

Liga Indonesia
Elkan Baggott dan Alfeandra Dewangga, Opsi untuk Laga Kontra Guinea

Elkan Baggott dan Alfeandra Dewangga, Opsi untuk Laga Kontra Guinea

Timnas Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Thomas dan Uber Cup, Indonesia Berburu Tiket Final

Jadwal Siaran Langsung Thomas dan Uber Cup, Indonesia Berburu Tiket Final

Badminton
Apa Itu Clairefontaine, Lokasi Laga Indonesia Vs Guinea

Apa Itu Clairefontaine, Lokasi Laga Indonesia Vs Guinea

Timnas Indonesia
Daftar Juara Piala Asia U23: Jepang Tim Tersukses, Punya 2 Gelar

Daftar Juara Piala Asia U23: Jepang Tim Tersukses, Punya 2 Gelar

Internasional
Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025

Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025

Sports
Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Daftar Peraih Penghargaan Piala Asia U23 2024: Pembobol Gawang Indonesia Top Skor

Internasional
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan, Sejarah Baru

Internasional
Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Babak I Jepang Vs Uzbekistan 0-0: Tembok Serigala Masih Tak Tertembus

Internasional
VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke