KOMPAS.com - Pebalap veteran, Valentino Rossi, dinilai harus mengubah gaya balapnya jika ingin tampil lebih kompetitif melawan pebalap-pebalap muda di MotoGP 2021.
Pendapat itu diungkapkan oleh jurnalis otomotif Italia, Giorgio Terruzzi, dalam ulasannya terkait penampilan Valentino Rossi di MotoGP Doha 2021.
Ulasan tersebut dituliskan Giorgio Terruzzi dalam sebuah artikel di Corriere della Sera.
Seperti diketahui, Valentino Rossi gagal meraih hasil memuaskan pada dua balapan pertama musim ini.
Di MotoGP Qatar 2021, pebalap berjuluk The Doctor itu hanya mampu finis pada urutan ke-12.
Torehan Valentino Rossi pun memburuk pada MotoGP Doha 2021 yang digelar sepekan setelahnya.
Masih tampil di Sirkuit Losail, Doha, Qatar, The Doctor hanya mampu menempati posisi ke-16 pada akhir balapan MotoGP Doha.
Melihat penampilan sang legenda di dua balapan pertama MotoGP musim ini, Giorgio Terruzzi pun mengungkapkan pendapat jujurnya.
"Bingung dan kecewa. Beginilah penampilan Valentino pada akhir balapan," kata Giorgio Terruzzi, dilansir BolaSport.com dari Tuttomotoriweb, Rabu (7/4/2021).
"Balapan kedua MotoGP 2021 berakhir di urutan ke-16," kata Giorgio Terruzzi menganalisis performa Rossi.
"Sementara itu, Fabio Quartararo, pebalap yang menggantikannya di pabrikan Yamaha, memenangi balapan, sepekan setelah kesuksesan Maverick Vinales, mantan rekan setim Rossi, pada tim yang sama," tulis Terruzzi.
Lebih lanjut, Terruzzi menilai bahwa usia bukanlah satu-satunya probelma yang dialami Valentino Rossi.
Menurut dia, gaya balap Valentino Rossi juga menjadi masalah tersendiri bagi sang legenda.
"Vale dengan sisa kemampuannya, menahan perbandingan dengan sekelompok pebalap muda yang 'gila' dan sangat berbakat," tulis Terruzzi.
"Mereka bertarung dalam jarak waktu yang sangat dekat," ucap Terruzzi.
"Ini bukan hanya masalah usia. Namun, gaya mengemudi 'The Doctor' juga ada hubungannya dengan penyesuaian motor, terutama saat menikung."
Teruzzi lalu menyarankan agar Rossi harus lebih memodifikasi cara mengemudikan motor.
"Dia perlu mencari performa yang lebih efektif. Tujuannya agar mendapat performa yang lebih baik di atas jarak ban," tulis Teruzzi.
Namun, aspek yang paling mengkhawatirkan adalah iklim di dalam garasi pabrikan Yamaha yang tampaknya lega dengan kepergian Rossi dan tim ke tim satelit Petronas.
"Tampaknya, di dalam Yamaha, mereka semua merasa terbebaskan dari kehadiran Rossi," ulas Terruzzi.
"Sebuah sosok rumit dan tidak dapat ditoleransi, baik oleh rekan kerja yang ingin menempati ruang lebih besar untuk menjadi sorotan Kejuaraan Dunia dan oleh mereka yang ingin ada perubahan generasi."
Menurut Teruzzi, periode paruh pertama MotoGP 2021 sangat penting untuk menentukan pilihan tentang masa depan Rossi.
"Akan tetapi, kita harus menunggu sedikit lebih lama untuk menarik kesimpulan yang pasti," tutur Teruzzi.
"Tampaknya agak terlalu awal untuk menyimpulkan meskipun dalam iklim yang sangat mengkhawatirkan."
"Paruh pertama musim ini seperti yang diumumkan Valentino sendiri, harus menjadi hal mendasar dalam memutuskan apakah akan melanjutkan balapan atau tidak."
Dilema tentang kemungkinan pensiun tetap menjadi inti dari pertanyaan masa depan Valentino Rossi di MotoGP.
"Sadarlah bahwa kesenangannya yang berkepanjangan bertepatan dengan keinginan, kegembiraan kolektif dan permanen."
"Akan tetapi, setiap kesuksesan memiliki tanggal kedaluwarsa," ujar Teruzzi mengomentari karier Valentino Rossi di MotoGP yang mulai redup. (Delia Mustikasari)
https://www.kompas.com/motogp/read/2021/04/07/12000038/-ini-bukan-hanya-masalah-usia-tetapi-juga-gaya-balap-valentino-rossi-