KOMPAS.com - Yamaha berkibar sepanjang pagelaran MotoGP Spanyol dan MotoGP Andalusia. Raksasa asal Jepang itu mendominasi kedua seri pertama Kejuaraan Dunia MotoGP 2020 yang sama-sama digelar di Sirkuit Jerez tersebut.
Kedigdayaan Yamaha mungkin digambarkan oleh komentar Fabio Quatraro, rider muda dari tim Petronas Yamaha SRT, yang menyabet podium puncak pada kedua seri tersebut.
"Ini akhir pekan sempurna bagi kami," tutur Quartararo seusai balapan.
Yamaha menempatkan tiga pebalap mereka di podium Sirkuit Jerez pada MotoGP Andalusia: Quartararo dan dua rider tim pabrikan, Maverick Vinales dan Valentino Rossi.
Ini adalah kali pertama tripleta tersebut ditorehkan oleh Yamaha setelah Phillip Island pada Oktober 2014 ketika Valentino Rossi finish mengungguli Jorge Lorenzo dan Bradley Smith.
Quartararo juga mengamankan pole position pada kedua balapan tersebut dan kali kelima secara beruntun ia memulai balapan dari posisi pertama di grid.
Sirkuit Jerez dengan 13 tikungan ini memang trek yang secara tradisional memerlukan set up motor berimbang dan tidak mengandalkan kecepatan.
Motor-motor yang beraksi bagus di tikungan dan stabil dalam mengerem secara historis dapat mendulang posisi bagus di trek ini.
Tak mengharankan apabila Yamaha mengambil lima dari enam posisi podium dalam dua balapan terakhir di saat Marc Marquez mengalami cedera dan para rider Ducati kesulitan dengan tunggangan mereka.
Hanya Andrea Dovizio merusak dominasi Yamaha dengan berhasil finish peringkat ketiga pada balapan pertama.
"Motor saya terasa sangat bagus, chassis-nya sangat bersahabat, dan para rider dapat beradaptasi dengan cepat," tutur Quartararo mengenai Yamaha M1 2020.
"Namun, pada saat bersamaan, saya harus menekankan bahwa motor ini tak semudah untuk dikendarai seperti yang orang-orang bilang," lanjutnya.
"Lebih sulit dikendarai ketimbang mesin musim lalu. Lebih bersahabat, tetapi tetap tidak mudah."
Kendati demikian, "sempurna" mungkin terlalu jauh untuk menggambarkan Yamaha.
Stabilitas menjadi masalah utama. Motor M1 Rossi bermasalah pada seri pertama sehingga ia harus berhenti balapan.
Hal sama dialami Franco Morbidelli pada balapan kedua. Alokasi mesin Yamaha pun terpakai dengan kerusakan-kerusakan ini.
Setelah Jerez, sirkus MotoGP kini akan bergeser ke Republik Ceko untuk membalap di Automotodrom Brno di kota dengan nama sama.
Brno telah menggelar ajang balapan Kejuaraan Dunia sejak 1993.
Secara historis, Yamaha punya kisah manis dengan sirkuit yang memiliki panjang 5,403 kilometer dan perbedaan ketinggian 74 meter ini.
Rider Yamaha, Wayne Rainey keluar sebagai pemenang dalam tiga dari enam edisi perdana GP Ceko sejak tahun 1987.
Pebalap Yamaha, kali ini Max Biaggi, lagi-lagi keluar sebagai pemenang setelah kelas 500 cc berubah menjadi MotoGp pada 2002.
Rider Yamaha juga membuka dekade 2010-an dengan kemenangan di sirkuit dengan 14 tikungan tersebut, kali ini dipersembahkan oleh Jorge Lorenzo.
Akan tetapi, peruntungan pabrikan Italia-Jepang tersebut lama-lama memudar.
Dari sembilan balapan terakhir, Yamaha hanya bisa sekali memenangi tempat pertama di podium.
Kemenangan terakhir Yamaha di Brno datang dari Jorge Lorenzo pada 2015.
Performa fantastis Quartararo yang kini mengoleksi poin sempurna dari kedua balapan pertama Kejuaraan Dunia MotoGp 2020 pasti diharapkan untuk mengubah peruntungan Yamaha di lintasan tersebut.
Namun, sang juara dunia Marc Marquez ditargetkan untuk kembali di MotoGP Ceko.
Jangan lupa, Marquez masih memegang rekor lap tercepat di sirkuit ini saat ia mencatatkan waktu 1 menit 54,60 detik pada 2016.
https://www.kompas.com/motogp/read/2020/07/28/17594668/rangkuman-aksi-fantastis-yamaha-di-jerez-dan-nasib-di-motogp-ceko