Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Jika Quartararo Tetap Cepat, Dia akan Jadi Seorang Anti-Marquez"

KOMPAS.com - Pebalap muda dari tim Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, menerima gelar sebagai rookie terbaik tahun lalu.

Gelar itu bukan sembarang penghargaan. Dengan prestasi tersebut, nama Fabio Quartararo bisa menjadi seorang pebalap anti-Marquez.

Julukan anti-Marquez disematkan bagi pebalap mana pun yang mampu mengancam rider dengan gelar juara MotoGP 8 kali asal tim Repsol Honda, Marc Marquez.

Saat ini, julukan anti-Marquez masih menempel di sosok pebalap Ducati Team, Andrea Dovizioso, yang tiga tahun terakhir menjadi runner-up MotoGP.

Fabio Quartararo digadang-gadang bisa muncul sebagai anti-Marquez melihat performanya selama musim 2019.

Meski performa Quartararo di Moto3 maupun Moto2 tak begitu spesial, tetapi dia mampu membalas kepercayaan Petronas Yamaha SRT sebagai pebalap hebat di kelas MotoGP.

Dengan usia 20 tahun, Quartararo masih bisa membuktikan dirinya sudah bisa mengatasi tekanan besar menjadi penantang Marquez.

"Saya ingin melihat apa yang akan dia lakukan tahun ini. Dia sangat bagus. Dia juga pernah di Moto3, tetapi dia kehilangan jalannya karena tekanan yang dia rasakan," kata eks Manajer Ducati MotoGP Vittoriano Guareschi dikutip GPOne.

"Pada 2019, dia membalap tanpa beban. Tidak ada yang mengharapkan apapun dari dirinya, mari lihat dia sekarang ini," ungkap dia.

"Jika Quartararo tetap cepat, dia akan menjadi anti-Marquez, tetapi saya ingin melihat hingga tiga balapan," ujar dia menegaskan.

Melihat perjalanan Quartararo di MotoGP musim 2019 memang berbeda ketika sang pebalap beraksi di kelas Moto3 dan Moto2.

Pebalap kelahiran Perancis itu tampil tanpa beban karena sejatinya tak banyak yang diharapkan dalam debutnya di kompetisi balap motor 1000cc tersebut.

"Apa yang saya amati adalah, karena semua orang membicarakan dirinya sebagai Marquez baru, menurut saya dia merasakan tekanan besar dan dia meraih hasil buruk karena itu," kata kepala teknisi tim Petronas Yamaha SRT, Diego Gubellini.

"Setelah itu, saya mengatakan, oke mari kita buat sederhana, kami berusaha tidak menekan dia," tambahnya dikutip Motomatters.

"Berusaha menjadi positif dan sederhana, karena dia masih sangat muda. Itulah apa yang terjadi di 2019," ujar Gubellini.

Hasilnya, Fabio Quartararo mampu finis di urutan kelima klasemen akhir MotoGP 2019.

Dia berhasil naik podium sebanyak tujuh kali. Lima di antaranya finis sebagai runner-up yakni di GP Catalunya, San Marino, Thailand, Jepang, dan Valencia.

https://www.kompas.com/motogp/read/2020/03/20/16000088/-jika-quartararo-tetap-cepat-dia-akan-jadi-seorang-anti-marquez-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke