Dulu Miskin, Intip Kekayaan Jackie Chan di Usia 69 Tahun

KOMPAS.com- Mengawali karier di dunia akting sejak tahun 1962 di saat usianya masih 8 tahun, Jackie Chan masih aktif sampai saat ini usianya telah menginjak 69 tahun. 

Penampilan terbaru Jackie Chan di usia yang hampir menginjak 70 tahun itu membuatnya ramai dibicarakan di media sosial 

Terlepas dari fakta semakin menuanya Chan, dia diketahui masih aktif di dunia hiburan sampai saat ini, di mana Chan juga menyiratkan akan dibuatnya Rush Hour 4. 

"Ada begitu banyak bintang aksi yang bagus. Aktingku lebih baik dibandingkan orang lain, bukan karena aku benar-benar bagus, tapi karena aku menulis naskah yang cocok untuk diriku sendiri," ujarnya.

Baca juga: Penampilan Jackie Chan Jadi Sorotan, Sammo Hung: Siapa yang Tidak Menua?

"Aku dapat menggunakan sudut kamera untuk membuat aktingku lebih baik. Pada malam hari, aku pulang ke rumah dan mengedit diriku sendiri dan menggunakan hal-hal semacam itu untuk membuat aktingku lebih baik," imbuhnya. 

Sampai saat ini sudah lebih dari 200 film pernah dibintanginya, dan menurut Forbes, film yang dibintanginya rata-rata telah menghasilkan 2,6 miliar dollar AS (Rp 40 triliun) di seluruh dunia.

Jadi tidak mengherankan jika Jackie Chan dilaporkan memiliki kekayaan bersih sebesar 400 juta dollar AS (sekitar Rp 6,2 triliun) pada tahun 2023 dan jumlah itu masih bisa terus bertambah di tahun 2024. 

Kekayaannya itu didapat tidak hanya dari industri film tapi juga karena Chan dengan terampil bermanuver di dunia hiburan.

Baca juga: Ayah Jadi Aktor Terkenal, Anak Jackie Chan Hidup Menggelandang, Kok Bisa?

Dia telah menciptakan kerajaan yang luas melampaui citranya di layar dengan film-filmnya yang sukses, endorsement, investasi yang cerdas, dan usaha bisnis.

Tapi itu semua tak didapat secara instan. Sepanjang perjalanannya, Chan telah bertransformasi dari stuntman dan petarung menjadi tokoh utama dan panutan.

Dia juga bukan berasal dari keluarga kaya walaupun Chan menghabiskan tahun-tahun awalnya di puncak Victoria Peak, alamat paling bergengsi di Hong Kong, namun kehidupannya tidak pernah istimewa.

Ayahnya bekerja sebagai juru masak di konsulat Perancis, sedangkan ibunya mencuci pakaian.

Kini dengan kekayaan yang dimiliki, Chan tak pernah memanfaatkannya untuk diri sendiri.

Dia masih berpakaian sederhana, sneakers lama, tak dikelilingi banyak bodyguard, dan dia selalu mengabdikan diri untuk kegiatan amal.

Diakuinya itu juga melalui proses. Tapi ada beberapa hal yang membuatnya mempertanyakan arti hidupnya.

"Apa yang sudah aku lakukan, untuk diriku, untuk negaraku, untuk masyarakat? Aku pikir, jika aku sembuh aku harus melakukan lebih untuk semua orang," ujarnya saat mengalami cedera karena adegan laga tanpa pemeran pengganti.

Di tahun 2004 dia memulai membangun yayasan kedua, di mana yayasan itu membangun sekolah dan membantu anak kecil serta orangtua di wilayah terpencil China.

"Ketika saya masih kecil, saya sangat miskin dan menginginkan segalanya. Jadi, ketika saya punya uang, saya mulai membeli barang-barang," ucapnya.

"Sekarang saya ingin memberikan segalanya. Ketika saya memberi seseorang sesuatu dan melihat wajahnya, itu membuat saya sangat bahagia," sambungnya.