Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Diteror Oknum TNI, Nindy Ayunda Minta Perlindungan ke LPSK

Kompas.com - 06/04/2023, 15:15 WIB
Cynthia Lova,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Nindy Ayunda bersama empat kuasa hukumnya mendatangi kantor Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Kamis (6/4/2023) hari ini.

Kedatangan mereka untuk meminta perlindungan LPSK karena ia merasa mengalami teror pada Minggu (2/4/2023).

“Hari ini saya melaporkan kasus teror yang saya alami pada hari Minggu malam (lalu), mengalami teror saya perjalanan sampai hari ini,” ujar Nindy Ayunda, Kamis.

Baca juga: Nindy Ayunda Kunjungi LPSK, Ada Apa?

Nindy Ayunda mengatakan, teror itu dialaminya ketika ia melakukan perjalanan ke Palembang. Nindy tak membeberkan tujuannya ke Palembang.

Yang jelas saat itu ia hendak menemui seseorang di Palembang. Nindy berangkat ke Palembang pada Sabtu (1/4/2023).

Ia ke Palembang bersama teman perempuannya. Sesampainya di sana, Nindy malah dintimidasi 10 orang preman.

“Saya datang ke sana tanpa ada niat sesuatu yang buruk, setibanya di sana saya langsung ke rumahnya. Ternyata saya dihadang 10 preman, 10 preman ini mengintimidasi saya,” kata Nindy.

Untungnya, ia bisa keluar Palembang dari Tanjung Buntung. Karena ia juga tak bisa menemui orang itu di Palembang, akhirnya Nindy pulang ke Jakarta.

Setelah pulang ke rumah, ia langsung ke rumah adiknya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Saat di rumah adiknya, tiba-tiba rumah adiknya itu didatangi orang tak dikenal yang mencari Dito Mahendra.

“Lalu pembantu saya bilang ‘ibu ada orang yang mencari pak Dito’.’ Nah orang ini siapa gitu lho, saya enggak tahu siapa tiba-tiba datang. Saya langsung suruh asisten rumah tangga saya kunci rumah. Tiba-tiba ramai ada awalnya 3,5, sampai 10, bahkan 30 orang dari TNI,” ucap Nindy.

Kata Nindy, mereka memasuki pekarangan tanpa izin, pengrusakan pintu garasi, penggedoran, serta teriak-teriak.

Hal itu terjadi pada Minggu malam sampai Senin (3/4/2023) pukul 07.00 WIB. Ia pun melaporkan kejadian itu ke Puspom TNI.

“Saya akhirnya melaporkan ke Puspom TNI by phone waktu itu. Akhirnya mereka datang ke rumah, situasi sudah clear, baru evakuasi,” kata Nindy.

Nindy mengaku kejadian teror yang ia alami sebanyak dua kali ini membuatnya merasa trauma.

“Peristiwa ini telah menimbulkan trauma pada anak saya dan keluarga kami. Saya berharap ada perhatian dari pihak yang berwenang, khususnya LPSK untuk memberikan perlindungan,” ucap Nindy.

“Jika tidak salah, mereka yang menekan saya saat itu adalah orang-orang berbadan tegap. Dan dipimpin oleh oknum anggota TNI AD. Inisialnya HS. Pangkatnya Letkol. Satuannya Infanteri. HS bawa 20 orang,” lanjut Nindy.

Ia heran alasan oknum tersebut mengintimidasinya. Padahal ia tak ada terlibat dalam tindak pidana.

“Saya heran mengapa mereka melakukan hal itu kepada saya. Apakah karena saya melakukan tindak pidana? Seandainya saya melakukan tindak pun, wewenang penanganannya terletak di institusi kepolisian. Bukan urusan TNI. Saya warga sipil," kata Nindy.

Nindy belum bisa banyak bicara soal kunjungannya ke Palembang. Dengan adanya permohonan ke LPSK ini, diharapkan kepada LPSK dapat memberikan perlindungan.

“Tapi mohon maaf saat ini saya belum bisa berbicara lebih lanjut tentang kunjungan saya ke Palembang. Saya masih mengalami trauma yang sangat mendalam khususnya anak-anak saya. Terima kasih atas perhatian rekan-rekan," tutur Nindy.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com