Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diangkat dari Kisah Nyata, Serial In The Name of God: A Holy Betrayal Jadi Sorotan, Kenapa?

Kompas.com - 07/03/2023, 22:05 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

KOMPAS.com- Dokumenter Netflix, In The Name of God: A Holy Betrayal ramai dibicarakan dan banyak yang mengaku tak kuat untuk menonton kelanjutan ceritanya.

Peringatan pemicunya termasuk pelecehan anak, ketelanjangan, kekerasan seksual, dan bunuh diri.

Tetapi bahkan beberapa penonton yang tahu apa yang diharapkan, tetap tidak siap menghadapi keburukan yang mereka lihat.

Tayang perdana pada 3 Maret 2023, serial dengan total 8 episode itu bahkan sempat jadi perdebatan untuk diminta menghentikan penayangannya. 

JMS atau Jeong Myeong-seok (alias Jung Myung-seok) meminta putusan untuk menghentikan penayangan serial dokumenter tersebut, mengklaim bahwa pertunjukan tersebut adalah fiksi, melanggar prinsip praduga tak bersalah dan merusak kebebasan beragama.

Baca juga: 5 Rekomendasi Serial dan Film Indonesia tentang Psikopat, Ada Katarsis

Namun, Pengadilan Distrik Barat Seoul mengatakan pada hari Kamis (2/3/2023) bahwa MBC dan Netflix tampaknya telah membuat program tersebut berdasarkan "sejumlah besar" materi objektif dan subjektif.

“Sulit untuk menilai bahwa sebagian besar program yang melibatkan JMS tidak benar, hanya berdasarkan materi yang disampaikan oleh kelompok tersebut,” kata pengadilan, dalam laporan dari kantor berita Yonhap.

In The Name of God: A Holy Betrayal menceritakan kebangkitan dan kejatuhan beberapa pemimpin sekte Korea yang memanipulasi dan mengeksploitasi pengikut mereka dengan cara yang keji.

Tiga episode pertama, khususnya, mengejutkan penonton dengan dramatisasi mengerikan dari peristiwa nyata yang menunjukkan bagaimana Misi Injil Kristen (juga dikenal sebagai JMS).

Ini adalah sebuah gerakan keagamaan yang didirikan pada tahun 1980, menjadi alat kekerasan yang digunakan oleh pendirinya, Jeong Myeong Seok.

Pada 2009, Jeong dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena pemerkosaan.

Sebelum penangkapannya, Jeong melarikan diri dari Korea Selatan dan dilaporkan telah memperkosa hampir seratus mahasiswa di Taiwan.

Pada saat dia dibebaskan dari penjara pada tahun 2018, gerakan JMS telah menyebar ke lebih dari 70 negara.

Baca juga: Sinopsis Fubar, Serial Netflix Tentang Petualangan Mata-Mata

Kini, penonton tidak hanya mengungkapkan rasa jijik dan marah, tetapi juga bersimpati kepada para korban yang masih berjuang hingga saat ini.

"Gue berhenti di eps 1, bener-bener gamau ngelanjutin:( nyeraaahhh," tulis @chaeriinkim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com