Review Film Sri Asih, Superhero Perempuan Pertama di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Jagat Sinema Bumilangit kembali hadir dengan film bertemakan superhero Indonesia bertajuk Sri Asih.

Film Sri Asih digarap oleh sutradara Upi yang juga menulis naskahnya bersama Joko Anwar.

Dua hal yang pantas dibicarakan dalam film ini yaitu, pertama, kekuatan cerita Sri Asih.

Kedua, peran apik Pevita Pearce yang mungkin melahirkan beberapa pertanyaan setelah penonton keluar dari bioskop.

Baca juga: Ketertarikan Reza Rahadian Main Film Sri Asih, Karakter yang Berbeda dan Faktor Upi

1. Kekuatan cerita

Benarkah Sri Asih berhasil menjadi film superhero terbaik Indonesia sejauh ini?

Pertanyaan di atas bisa dijawab dengan memperhatikan struktur cerita yang dibangun Upi Avianto dalam film tersebut.

Cerita Sri Asih bermula saat seorang perempuan bernama Alana lahir ketika letusan gunung berapi. Alana lalu terpisah dari orangtuanya.

Alana kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa di bawah asuhan ibu tirinya.

Baca juga: Christine Hakim Minta Syuting Film Sri Asih Ditunda 1 Hari, Ini Alasannya

Namun, seiring dewasa, Alana tidak bisa mengendalikan emosinya.

Di situlah Alana menyadari bahwa dirinya bukan manusia biasa, melainkan titisan dari Dewi Asih.

Alana yang akhirnya menjadi Sri Asih harus menghadapi berbagai penjahat dan harus menuntaskan niat roh jahat yang ingin membangkitkan Dewi Api dalam film tersebut.

Poin pentingnya, Upi berhasil membangun cerita yang kokoh dan penuh twist sana dan sini.

Baca juga: Profil Pemain yang Membintangi Film Sri Asih

Setiap scene disajikan dengan penuh ketegangan dan penuh warna.

Atas kerja kerasnya, Upi berhasil membuat cerita itu mengalir, dari awal sampai akhir.

Tak ada yang terkesan tak jelas dan Upi membuat penonton betah duduk selama 2 jam 14 menit durasi film.

Plot yang dibangun oleh Upi didukung dengan dialog antar tokoh yang kata-katanya seperti melewati proses diksi yang ketat.

Baca juga: Jefri Nichol Curi Perhatian Saat Kenakan Tank Top Ungu di Gala Premiere Film Sri Asih

2. Pevita Pearce

Keberhasilan plot yang dibangun Upi juga didukung dengan peran Pevita Pearce sebagai yang utama dalam cerita.

Pevita menjadi Alana sekaligus Sri Asih. Ada dua peran yang bisa dia mainkan dengan porsi yang seimbang.

Kerja keras Pevita dalam berlatih bela diri, berproses masuk ke dalam Sri Asih, membuahkan hasil yang hampir maksimal.

Dalam bentuk terbaiknya, Pevita akan sempurna apabila lebih mendalami tiap dialog, setiap pelafalan kata yang terucap dari mulutnya.

Baca juga: 4 Alasan Harus Nonton Film Sri Asih di Bioskop

Di sisi lain, Pevita dan Sri Asih adalah potret kekuatan tersembunyi yang dimiliki wanita Indonesia saat ini.

Sosok tangguh dan tak mudah menyerah bisa menjadi nilai yang bisa dipetik dari Sri Asih.

3. Pintu gerbang film Bumilangit yang lain

Sri Asih seperti membuka gerbang satu dan lainnya untuk film-film seri Bumilangit lainnya.

Beberapa adegan menyiratkan bahwa cerita tak hanya berhenti sampai di situ saja, sebagaimana apa yang dilakoni oleh Dewi Api (Dian Sastro) dan Jatmiko (Reza Rahadian).

Baca juga: Adu Jotos dengan Pevita Pearce di Sri Asih, Randy Pangalila: Itu Adegan Terkeren Sepanjang Masa

Hal tersebut juga dipastikan oleh Joko Anwar sebagai produser kreatif Jagat Sinema Bumilangit.

"Jagat Sinema Bumilangit ini bukan satu film yang berdiri sendiri, tapi satu kesatuan. Film pertama sampai terakhir itu satu kesatuan," kata Joko Anwar dalam acara gala premiere film Sri Asih di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2022).

"Karakter yang muncul sebentar di dalam film, seperti Dewi Api, itu berarti bukan hanya selesai. Jadi semua pemain yang terlibat, suatu saat nanti mungkin akan ada penceritaannnya sendiri," lanjutnya.

Dengan cerita yang menarik, para pemain yang tidak main-main, hingga suguhan sinematografi yang berkelas, Sri Asih bisa masuk dalam perhitungan sebagai film superhero terbaik Indonesia sejauh ini.