Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ahmad M Ramli
Guru Besar Cyber Law & Regulasi Digital UNPAD

Guru Besar Cyber Law, Digital Policy-Regulation & Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

Tulus dan Budi Doremi Musisi Milenial Hebat Pendukung Ekonomi Digital

Kompas.com - 25/10/2022, 12:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bakat menulis lagu mulai dijalani saat kuliah di Bandung. Meskipun tidak memiliki latar belakang sekolah musik, Tulus menulis melodi dengan dasar intuisi dan hati dan diramu dengan logika cerdas.

Lirik lagunya lekat dengan formula pantun, menggunakan kata-kata biasa dan sederhana, tetapi begitu kuat mengena.

Majalah Rolling Stone Indonesia menobatkan Tulus sebagai Editor's Choice: Rookie of The Year tahun 2013. Selain itu, album perdananya pernah menduduki peringkat pertama chart Rolling Stone pada Januari dan Februari 2012.

Tidak kurang 50 penghargaan, baik di bidang musik dan sinematografi, telah ia terima. Sampai saat ini, lagu-lagunya telah didengarkan sebanyak lebih 97 juta kali lewat layanan digital streaming Spotify.

Tulus adalah musisi Indonesia pertama yang berhasil meraih 1 juta pelanggan di layanan digital streaming, Spotify. Subscriber-nya dan viewers-nya di YouTube sangat spektakukler.

Tulus juga telah berekspansi ke Jepang, dimulai dengan merilis lagu berbahasa Jepang berjudul “Kutsu”.

Di Malaysia, Tulus meluncurkan secara resmi Album Monokrom pada Juni 2015, dengan menggandeng Shiraz Project sebagai representatif dari TulusCompany.

Sempat menggelar konser September 2018, di Istana Budaya, Kuala Lumpur, tiket konsernya terjual laris manis dalam pertunjukan tersebut.

Tulus dalam kiprah internasionalnya juga pernah tampil sebagai pembuka di festival musik jazz berskala internasional di Hamamatsu Jepang.

Ekonomi digital dan diplomasi budaya

Tulus dan Budi Doremi adalah contoh musisi yang dengan cerdas dan insting tinggi, meramu lirik dan melodi lagu dengan begitu apik.

Tema lirik cenderung melankolis dengan melodi yang pas dan jauh dari kesan dipaksakan. Lagu-lagunya tidak hanya enak didengar, tetapi juga membuat banyak pendengar merasa menjadi bagian dari perjalanan lagu itu.

Belajar dari Tulus dan Budi, memilih tema dalam menulis lagu menjadi unsur penting. Membungkus sebuah narasi, yang kemudian dibuat seuniversal mungkin, sehingga mewakili perasaan siapa saja yang mendengarnya, menjadi faktor sukses sebuah lagu.

Saat ini ungkapan rasa, keinginan, dan logika sendiri saja, tidaklah cukup. Jika ingin sukses dan diterima publik, maka mengukur selera dan kecenderungan konsumen sebagai suatu realitas amatlah penting.

Mereka bukan sekadar pendukung ekonomi digital, mereka juga adalah duta-duta diplomasi budaya negeri ini yang bisa “menyihir” para penggemarnya di berbagai belahan dunia lainnya.

Indonesia adalah gudangnya musisi dan penyanyi hebat. Saatnya kita memberikan dukungan lebih besar kepada mereka agar go internasional, di saat diseminasi bisa dilakukan dengan begitu mudah lewat platform digital.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com